Saat metode Iqro mulai dikenal luas, kesehatan As'ad justru menurun. Pengapuran tulang belakang yang diderita perlahan-lahan membuatnya mulai mengalami kelumpuhan.
Pada 2 Februari 1996, As'ad menghembuskan napas terakhirnya.
Iqro hasil temuannya pun berhasil membantu anak-anak dalam belajar membaca Alquran.
Keberhasilan Iqro ini lah yang kemudian membuat Menteri Agama, KH Munaqir Sjadzali, menjadikan TKA dan (TPA) sebagai Balai Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pengajaran Tartil Quran Nasional.
Sampai saat ini, entah sudah ada berapa juta buku Iqro yang dicetak dan disebarluaskan ke seluruh penjuru Tanah Air.
Sementara itu pasca wafatnya Kiai As’ad Humam pada Jumat, 2 Februari 1996, Agus Basri dan Khoiri Akhmadi dalam sebuah obituari di Majalah Gatra edisi 19 Februari 1996 menyebut bahwa metode Iqro’ telah menyebar di Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, Eropa, dan Amerika.
Tak kurang, sedikitnya 160 ribu TPA dan TPQ lahir atas inspirasi Kiai As’ad Humam di seluruh Indonesia, demikian tulis Arif Maftuhin dalam Interkoneksi Islam dan Kesejahteraan Sosial Teori, Pendekatan, dan Studi Kasus (2012).
“Lewat sistem Iqro yang diciptakannya, K.H. As’ad Humam telah menyelamatkan masyarakat dari kebutaan terhadap Quran. Beliau adalah pahlawan penyelamat Quran,” kata Menteri Agama Tarmizi Taher dalam upacara pemakaman Kiai As’ad Humam.
Itu lah sosok Kiai As'ad Humam, kakek dalam sampul buku Iqro yang membuat banyak anak-anak bisa mudah belajar membaca Alquran.
Referensi:
(Sumber: Kompas.com/Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Widya Lestari Ningsih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.