Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: 131 Anak Alami Gagal Ginjal Akut, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Kompas.com - 13/10/2022, 17:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan 131 anak mengalami gagal ginjal akut misterius. Gejala yang paling banyak ditemukan adalah penurunan volume urine, bahkan ada yang tidak buang air kecil sama sekali.

Berdasarkan temuan IDAI, beberapa gejala lain yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini adalah batuk, pilek hingga muntah, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Kasus gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya tersebut telah dilaporkan sebanyak 131 kasus pada periode Januari-September 2022.

Ratusan kasus itu tersebar di 14 provinsi, antara lain, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Gejala gagal ginjal selanjutnya yang akan muncul beberapa hari setelah batuk, pilek, diare, muntah, dan demam adalah tidak bisa buang air kecil.

Pasien tidak dapat mengeluarkan urine seperti yang dialami seorang penderita dehidrasi berat pada umumnya.

Penyebab masih diselidiki

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab munculnya penyakit itu.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini masih menyelidiki kasus gangguan ginjak akut tersebut.

Dugaan sementara, gangguan itu muncul akibat konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

Baca juga: Muncul Gangguan Ginjal Akut Misterius, Kemenkes: Diduga Keracunan Obat Mengandung Etilen Glikol

Sebagai informasi, etilen glikol adalah senyawa organik tak berwarna atau berbau dan berkonsistensi kental, seperti sirup pada suhu kamar.

Senyawa ini memiliki rasa yang manis dan kerap digunakan untuk tambahan serat pada polyester, minyak rem, kosmetik, dan pelumas.

Diduga konsumsi obat mengandung etilen glikol

Ilustrasi Ilustrasi

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahri menuturkan, dugaan ini merupakan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang menangani kasus serupa.

"Dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut karena tidak terdeteksi dalam darah. Dugaan mengarah ke intoksikasi (keracunan)," kata Syahril.

Syahril mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta membentuk tim yang terdiri dari IDAI dan Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dirjen Layanan Kesehatan (Yankes) juga telah menerbitkan Keputusan Dirjen Yankes nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal.

Kendati demikian, hingga kini belum ditemukan bakteri atau virus spesifik yang menyebabkan terjadinya gangguan ginjal akut.

"Hasil pemeriksaan laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) tidak ditemukan bakteri atau virus yang spesifik. Tambahan kasus bulan Oktober 3 anak, sehingga total 40 anak," kata dia.

Baca juga: Ratusan Anak Idap Gangguan Ginjal Akut Misterius, Penyebabnya Belum Diketahui

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com