Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Dimulainya Serangan AS ke Afghanistan

Kompas.com - 07/10/2022, 09:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Al-Qaeda pun segera memprakarsai gencatan senjata yang diyakini sebagai taktik untuk memberi waktu kepada Osama bin Laden dan anggota kunci al-Qaeda lainnya untuk melarikan diri ke negara tetangga Pakistan.

Baca juga: Hubungan China dan AS Memanas, Hikmahanto: AS Sebaiknya Meminta Maaf

Perang gerilya pasukan al-Qaeda dan Taliban dengan AS

Pada pertengahan Desember, bunker dan kompleks gua yang digunakan oleh al-Qaeda di Tora Bora telah direbut, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan bin Laden.

Setelah Tora Bora direbut, dewan agung pemimpin suku Afghanistan Hamid Karzai ditunjuk sebagai pemimpin sementara, sebelum akhirnya terpilih menjadi Presiden Afghanistan pertama yang dipilih secara demokratis pada 7 Desember 2004.

Bahkan, saat Afghanistan mulai mengambil alih langkah pertama menuju demokrasi, pasukan al-Qaeda dan Taliban mulai berkumpul kembali di wilayah perbatasan pegunungan antara Afghanistan dan Pakistan.

Selama dekade berikutnya, mereka terus melakukan perang gerilya dengan pasukan AS dan bertanggung jawab atas banyak serangan yang menewaskan pejabat pemerintah Afghanistan dan penculikan orang asing.

Meskipun perjanjian damai ditandatangani antara pasukan Taliban dan AS pada Februari 2020, namun permusuhan di kedua belah pihak terus berlanjut.

Baca juga: Lebih dari 200 Kasus pada 2022, Mengapa Penembakan Massal Kerap Terjadi di AS?

Perang di Afghanistan berakhir

Kini AS telah menarik penuh seluruh pasukannya, sebagai bagian dari janji Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang di Afghanistan.

Selama 20 tahun konflik, lebih dari 3.500 tentara koalisi AS tewas, dengan lebih dari 20.000 tentara terluka.

Sekitar 69.000 pasukan keamanan Afghanistan tewas, serta 51.000 warga sipil, dan 51.000 militan.

Menurut PBB, sekitar 5 juta warga Afghanistan telah mengungsi akibat perang sejak 2012, menjadikan negara itu sebagai populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2022, AS Nomor 1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com