Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Sehat Mana, Susu Dingin atau Susu Panas?

Kompas.com - 07/10/2022, 06:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Susu adalah minuman favorit selain kopi yang biasa tersaji di pagi hari di setiap rumah.

Susu yang menjadi minuman favorit anak-anak ini adalah sumber kalsium, vitamin D, zinc, dan potasium alami.

Susu murni biasanya diberi beberapa tambahan perasa untuk meningkatkan citarasanya, mulai dari gula, kayu manis, sirup, vanila dan masih banyak lagi.

Dalam penyajian, susu bisa dikonsumsi dalam berbagai varian suhu. Mulai dari dingin, hangat, hingga panas.

Baik susu panas atau susu dingin, ternyata memiliki keistimewaan sendiri-sendiri. Keduanya memiliki manfaat kesehatan, meski beda dalam penggunaan.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh jika Kita Minum Susu Tiap Hari?


Manfaat kesehatan susu panas

Dilansir dari Healthshots, susu panas dan susu hangat bisa digunakan memperbaiki kualitas tidur, jadi tak ada salahnya jika diminum di malam hari.

Indrani Ghosh dari Rumah Sakit Manipal, Kolkata, memaparkan bahwa susu panas bisa menghangatkan tubuh dan melindungi tubuh dari serangan hawa dingin. Ketika tubuh tersekap hangat, maka kualitas tidur dapat meningkat.

Susu juga mengandung asam amino yang bernama tryptophan yang bisa memancing tubuh memproduksi melatonin dan serotonin, hormon yang bisa membuat tubuh tenang sehingga bisa lekas mengantuk.

Selain meningkatkan kualitas tidur, susu panas juga memiliki manfaat kesehatan lain seperti memperbaiki kerusakan otot dan menstabilkan level gula dalam darah.

Baca juga: 10 Manfaat Susu Selain untuk Diminum

Lewat studi diketahui bahwa proses pemanasan susu bisa lebih mengaktifkan beberapa enzim yang ada.

Enzim ini adalah properti yang membuat kalsium dalam susu lebih mudah terserap tubuh. Ketika kalsium banyak terserap tubuh, maka kita pun bisa memperoleh manfaat berupa tulang yang lebih kuat dan sehat.

Dicukil dari Times of India, susu panas yang dicampur dengan madu juga bisa digunakan untuk menyembuhkan flu. Properti antibakteri yang ada pada susu dan madu bisa efektif mengusir virus flu.

Meksipun susu hangat atau panas memiliki banyak manfaat, tapi hendaknya jangan mengonsumsinya di cuaca yang panas. Karena bisa memicu keringat keluar berlebih dan memicu produksi lendir dalam kerongkongan.

Baca juga: Agar Tak Meluap dan Pecah, Ini Cara Benar Merebus Susu

Ilustrasi susu di kulkas, menyimpan susu di kulkas. SHUTTERSTOCK/EKRAMAR Ilustrasi susu di kulkas, menyimpan susu di kulkas.

Manfaat kesehatan susu dingin

Sebaliknya, susu dingin lebih cocok dinikmati di udara yang panas. Suhu dingin dari susu bisa menyegarkan tubuh, dan kalsium dalam susu dingin bisa memperbaiki sistem metabolisme dan membakar kalori.

Susu dingin juga mengandung banyak elektrolit yang bisa menghidrasi tubuh sekaligus menyegarkan dan memicu semangat.

Menurut penelitian, elektrolit dalam susu dingin juga bisa digunakan melembabkan kulit sehingga membuat kulit nampak segar dan kenyal.

Masih dari sumber yang sama, Times of India, susu dingin dipercaya bisa membuat perut terasa kenyang lebih lama sehingga membantu program diet.

Jadi ketika Anda kelaparan di siang hari, ambil saja segelas susu dingin sebagai pengganti kudapan.

Itulah manfaat kesehatan yang ada dalam segelas susu dingin dan susu panas. Pilih varian suhu, sesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com