Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IQ Rata-rata Orang Indonesia Peringkat 130 Dunia, Bagaimana Sebenarnya Kondisi Pendidikan di Indonesia?

Kompas.com - 01/10/2022, 12:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nilai rata-rata IQ Indonesia cukup rendah dibandingkan dengan negara lainnya.

Dilansir dari data World Population Review 2022, nilai rata-rata IQ penduduk di Indonesia adalah 78,49. Skor itu menempatkan Indonesia di posisi ke-130 dari total 199 negara yang diuji.

Nilai IQ ini erat kaitannya dengan sistem pendidikan yang membuahkan kecerdasan masyarakat.

Baca juga: 8 Sekolah Kedinasan, Lulus Bisa Jadi CPNS hingga Biaya Pendidikan Gratis

Sebab, sistem pendidikan yang kuat cenderung menghasilkan populasi yang lebih cerdas dari waktu ke waktu.

Beberapa penelitian juga menggunakan peringkat pendidikan (skor PISA) sebagai dasar perbandingan kecerdasan penduduk.

Tak ubahnya dengan nilai rata-rata IQ, skor PISA Indonesia juga memprihatinkan. Bahkan tidak mencapai skor rata-rata negara OECD.

Baca juga: Jadwal ANBK 2022 Jenjang SD, SMP, dan SMA


Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Indonesia selama ini?

Penerapan kurikulum "hafalan"

Tangkapan layar Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam acara konferensi pers Merdeka Belajar Episode ke-22 secara daring, Rabu (7/9/2022).DOK. KOMPAS.com/DIAN IHSAN Tangkapan layar Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam acara konferensi pers Merdeka Belajar Episode ke-22 secara daring, Rabu (7/9/2022).

Pengamat pendidikan Ina Liem mengatakan bahwa sistem pendidikan memang berpengaruh kepada pencapaian kecerdasan masyarakatnya.

"Ada pengaruhnya (sistem pendidikan dan nilai IQ)," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/9/2022).

Adapun pengaruh sistem pendidikan terhadap nilai rata-rata IQ itu bisa ditentukan dari kurikulum pendidikan yang diterapkan.

"Memang IQ dipengaruhi banyak faktor termasuk genetika, asupan gizi, dan lain-lain. Tapi kurikulum pendidikan yang mengedepankan kemampuan memecahkan masalah bisa meningkatkan IQ," terang Ina.

Menurutnya, selama ini kurikulum pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan sistem hafalan ketimbang mengasah kemampuan pemecahan masalah.

"Selama ini kan pendidikan di Indonesia lebih banyak di tingkat hafalan. Ini tidak melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi," ungkap Ina.

Baca juga: Saat Kurikulum Merdeka Belajar Akan Menghapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA...

Harapan perbaikan

Foto: Aktivitas KBM di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Hamahena yang berlokasi perumahan Tanah Merah, Kabupaten Lembata, NTT.Dokumen SDI Hamahena Foto: Aktivitas KBM di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Hamahena yang berlokasi perumahan Tanah Merah, Kabupaten Lembata, NTT.

Kendati demikian, Ina mengatakan bahwa saat ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud ristek) terlihat tengah mengatasi masalah tersebut melalui penerapan kurikulum problem-based.

Salah satu upaya tersebut adanya penghapusan tes mata pelajaran pada Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diganti dengan tes skolastik.

"Kalau program-program ini dijalankan dengan baik, seharusnya bisa meningkatkan IQ generasi muda kita," tutur Ina.

"Tentunya dengan kolaborasi dari kementerian lain untuk masalah gizi dan lain-lain," tambah dia.

Baca juga: Selain PJJ, Adakah Metode Pembelajaran Lain yang Bisa Diterapkan?

Upaya untuk meningkatkan nilai rata-rata IQ di Indonesia melalui perbaikan sistem pendidikan saat ini bisa saja membutuhkan waktu yang singkat. Namun, bisa juga sebaliknya.

Ina mengatakan, lama proses tersebut bergantung pada komitmen pemerintah dan seluruh stakeholder terkait.

"Kalau (semua) bisa bersatu dengan tujuan yang sama bisa lebih cepat," ungkap Ina.

"Tapi kalau banyak kepentingan pribadi dan kelompok atau asosiasi-asosiasi serta program transformasi pendidikan banyak diganjal ya jadi lebih lama bahkan tidak naik-naik," imbuh dia.

Baca juga: Syarat dan Cara Daftar Beasiswa Merdeka Pendidikan untuk SMA dan Mahasiswa

Negara dengan nilai rata-rata IQ tertinggi

Kecerdasan anak dipercaya diperoleh lewat genetika sang ibu, begitu pula kebodohan.Unsplash/Josh Applegate Kecerdasan anak dipercaya diperoleh lewat genetika sang ibu, begitu pula kebodohan.

Dikutip dari World Population Review 2022 berikut negara dengan nilai rata-rata IQ tertinggi di dunia:

  1. Jepang: 106,48
  2. Taiwan: 106,47
  3. Singapura: 105,89
  4. Hong Kong (China): 105,37
  5. China: 104,1
  6. Korea Selatan: 102,35
  7. Belarusia: 101,6
  8. Finlandia: 101,2
  9. Liechtenstein: 101,07
  10. Belanda dan Jerman: 100,74.

Adapun Indonesia berada di peringkat ke-130 dari total 199 negara dengan nilai rata-rata adalah 78,49.

Baca juga: Soal Skor PISA 2018, dari Wejangan Nadiem hingga Perlunya Perubahan Budaya Belajar

Negara terpintar berdasarkan skor PISA

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (28/9/2022), berikut 10 negara terpintar di dunia berdasarkan hasil PISA (Program for International Student Assessment):

  1. China: 555, 591, 590
  2. Singapura: 549, 569, 551
  3. Makau (China): 525, 558, 544
  4. Hong Kong (China): 524, 551, 517
  5. Estonia: 523, 523, 530
  6. Kanada: 520, 512, 518
  7. Finlandia: 520, 507, 522
  8. Irlandia: 518, 500, 496
  9. Korea: 514, 526, 519
  10. Polandia: 512, 516, 511.

Nilai PISA adalah skor yang membandingkan nilai tes membaca, matematika, dan sains lebih dari 600.000 siswa di 79 negara.

Baca juga: Konflik China Vs Taiwan, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com