Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan dan Minuman Manis Bertebaran, Ini Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Gula

Kompas.com - 26/09/2022, 08:25 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan dan minuman manis menjadi favorit banyak orang.

Apalagi, saat ini dunia kuliner diramaikan dengan keberadaan makanan dan minuman kekinian yang menawarkan aneka menu manis.

Meski memanjakan lidah, sayangnya, takaran gula dalam makanan dan minuman kekinian tersebut kerap melebihi ambang batas anjuran konsumsi gula harian.

Tanpa disadari, konsumsi gula berlebihan dalam jangka waktu panjang bisa memicu banyak masalah kesehatan.

Baca juga: Makanan yang Berpotensi Menurunkan Kecerdasan, Apa Saja?

Risiko terlalu banyak konsumsi gula

Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Kurniawan Satria Denta, membagikan informasi risiko terlalu banyak mengonsumsi gula di media sosial Twitter pada Minggu (25/9/2022).

Menurut dia, konsumsi gula berlebih bisa berakibat pada sulitnya seseorang mengelola emosi.

"Konsumsi berlebih dari gula pada dasarnya bisa mengacaukan keseimbangan neurokimiawi di otak, yg membuat seseorang/sekelompok orang agak kesulitan mengelola emosinya," tulis Denta dalam twitnya, dikutip Kompas.com atas izin.

Lebih lanjut Denta menjelaskan dalam siniarnya, tubuh manusia mengolah gula sesuai takaran atau dosis.

Gula dengan takaran pas, sebagian akan diserap tubuh dan sebagian lain hanya akan "dikembalikan" ke dalam usus, kemudian dibuang bersama feses.

Saat konsumsi gula meningkat secara signifikan, tubuh menganggap itu sebagai tanda untuk menumpuk energi sebanyak-banyaknya.

"Jadi alih-alih dibuang bersama feses, gula yang banyak ini justru akan membuat tubuh semakin banyak menumpuk atau menyimpan gula," papar Denta dalam siniar Dosis Katalis (17/3/2022).

Ia melanjutkan, gula diolah di organ hati. Semakin banyak gula yang dikonsumsi, maka gula tersebut akan diubah menjadi lemak. Lemak itu nantinya akan disimpan di tempat-tempat tertentu, seperti perut.

Baca juga: 5 Makanan yang Dihindari Ratu Elizabeth II dan Keluarga Kerajaan Inggris

Selain itu, konsumsi gula berlebih lambat laun juga akan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh.

Naiknya kadar insulin mengakibatkan resistensi insulin, yakni kondisi saat sel tubuh tidak bisa menggunakan gula darah karena ada gangguan dalam merespons insulin.

Lantaran gula "terjebak" dalam darah dan tak bisa masuk ke sel tubuh, kata Denta, maka sel tubuh akan kelaparan.

"Karena gula cuma ada di pembuluh darah doang, selnya nggak dapat, (maka) kelaparan," ungkap dia.

"Itu kenapa kita lapar terus. Tanda-tandanya diabetes itu salah satunya adalah lapar terus," lanjut Denta.

Ia menerangkan, apabila kadar zat gula dalam tubuh sudah terlalu banyak, maka kita bisa berisiko mengalami komplikasi yang menyerang berbagai organ vital, mulai dari otak, hati, jantung, dan ginjal.

"Makanya jangan remehkan konsumsi gula yang berlebihan," pesan dia.

Baca juga: Catat, Ini 5 Makanan yang Bisa Merusak Kehidupan Seks

Ilustrasi gula.Shutterstock/Marcos Mesa Sam Wordley Ilustrasi gula.

Batas konsumsi gula harian

Guna menghindari risiko kesehatan yang timbul akibat terlalu banyak konsumsi gula, Denta mengimbau untuk mengikuti batas konsumsi gula harian.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram sehari.

Jumlah tersebut setara dengan empat sendok makan untuk setiap orang per harinya.

Sementara itu, lanjut Denta, American Heart Association memberikan batas konsumsi gula tambahan harian sebanyak 36 gram untuk pria, dan 25 gram untuk wanita.

Baca juga: WHO Berterima Kasih Lee Seunggi Singgung Asupan Garam, Berapa Batas Konsumsi yang Tepat?

Cara mengurangi konsumsi gula tambahan

Denta menyadari, saat ini banyak makanan dan minuman kekinian dengan jumlah gula tambahan cukup banyak.

Menurut dia, konsumsi gula tambahan dari kuliner di atas kerap tak disadari. Padahal, justru dari sanalah semua risiko penyakit bermula.

"Belum sekarang kalau minum-minuman kayak boba, minuman macam-macam, kekinian, jadi kita harus bisa aware dengan konsumsi gula kita," ujarnya.

Mengurangi konsumsi gula memang tidak mudah, terutama bagi yang sudah bertahun-tahun terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis.

Menurut Denta, saat mencoba untuk mengurangi konsumsi manis, tubuh kerap merasa pusing dan sakit. Beberapa orang menganggap kondisi itu sebagai hipoglikemia, atau kondisi saat kadar gula dalam darah di bawah normal.

"Tubuh kita punya mekanisme sendiri. Kalau misalnya sehat, tidak mungkin gula tiba-tiba drop di bawah batas normal," tutur dia.

"Jadi kalau tubuh kita gulanya sudah mulai turun, dikeluarkanlah cadangan energi yang kita punya, dibentuklah glukosa baru, sehingga gula darah tetap stabil," paparnya lebih lanjut.

Baca juga: Viral soal Kandungan Gula Susu UHT, Berapa Konsumsi Gula yang Ideal?

Ia menambahkan, pusing yang timbul saat mencoba mengurangi gula adalah efek "sakau" dari gula selama ini.

"Jadi jangan takut kalau mengurangi konsumsi gula dan tiba-tiba pusing, itu bukan hipoglikemi, tapi itu adalah efek 'sakau'," kata Denta.

Adapun solusi dari Denta, cobalah mengurangi minuman manis seperti es teh manis, kopi manis, dan jus dengan gula.

Mengurangi konsumsi minuman manis, menurut dia, merupakan strategi awal paling ampuh yang bisa dilakukan.

Selanjutnya, saat sudah terbiasa hidup tanpa minuman manis, cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan manis.

"Kalau sudah terbiasa, boleh cut makanan-makanan manis, nggak usah dimakan lagi. Kita harus menahan diri, nggak usah makan dessert kalau tidak kepingin banget," saran dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com