Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocoran Sosok Bjorka dari MAH, Pemuda Madiun yang Jadi Tersangka

Kompas.com - 18/09/2022, 12:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah masih memburu peretas alias hacker beridentitas Bjorka.

Sosok Bjorka menjadi buah bibir usai mengklaim berhasil membobol sejumlah data pemerintah dan melakukan aksi doxing para pejabat publik.

Belakangan, Polri menetapkan pemuda asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berinisial MAH karena terlibat dalam komplotan Bjorka.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com(17/9/2022), MAH diduga berperan membuat kanal Telegram dengan nama Bjorkanism dan turut mengunggah tiga tulisan Bjorka dalam kurun 8-10 September 2022.

Bukan hanya itu, pemuda 21 tahun itu juga memiliki motif membantu Bjorka menjadi terkenal dan mendapatkan uang.

Ditetapkan sebagai tersangka, MAH pun buka suara dan memberikan bocoran mengenai sosok Bjorka. Apa saja?

Baca juga: Pernah Berinteraksi dengan Bjorka, MAH Mengaku Tak Tahu Lokasi Sang Hacker: Dugaan Saya di Luar Negeri

1. Komunikasi dengan bahasa Inggris

Tampilan channel Telegram Bjorkanism per Kamis (15/9/2022). Isi chat periode 9-14 September terhapus. Bjorka kembali aktif di grup pada Kamis pagi ini.KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Tampilan channel Telegram Bjorkanism per Kamis (15/9/2022). Isi chat periode 9-14 September terhapus. Bjorka kembali aktif di grup pada Kamis pagi ini.
Pengakuan MAH, dirinya pernah berkomunikasi dengan peretas Bjorka. Komunikasi tersebut terjalin saat si peretas tertarik membeli kanal Telegram Bjorkanism buatannya.

Perbincangan keduanya berlangsung di Telegram dan menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu, ia pun menduga jika Bjorka tak berada di Indonesia.

"Kalau dugaan saya (Bjorka) ada di luar negeri," kata MAH, dilansir dari Kompas.com (18/9/2022).

Warga Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun itu mengaku, tidak pandai berbahasa Inggris.

Sehingga, saat berkomunikasi dengan Bjorka, dirinya memanfaatkan teknologi alih bahasa di ponsel.

"Cukup menggunakan translator kan bisa," ujar MAH.

Baca juga: Pengakuan MAH soal Jual Channel Telegram ke Bjorka, Dibeli Sang Hacker Pakai Bitcoin

2. Bayar jasa MAH dengan Bitcoin

Melalui kanal Telegram buatannya, Bjorkanism, MAH mengaku mengunggah ulang tulisan Bjorka.

Ia tak menyangka, ada yang tertarik dan berniat membeli kanal buatannya tersebut.

"Hokinya lagi yang beli orangnya (Bjorka) langsung," tutur dia.

Menurut dia, kanal tersebut ia jual kepada Bjorka pada 10 September 2022 dengan harga 100 dollar AS.

Si peretas pun meminta dompet digital MAH untuk mengirimkan 100 dollar AS dalam bentuk Bitcoin.

Usai transaksi jual beli tersebut, kanal Telegram Bjorkanism tidak lagi menjadi milik MAH.

Kendati demikian, MAH mengaku bersalah dalam kasus ini. Sebab, ia memberikan sarana bagi Bjorka melalui Telegram untuk mengunggah dan menyebarkan sesuatu.

"Saya memang salah karena memberi itu dan memberi sarana Bjorka untuk ngepost," aku dia, seperti diberitakan Kompas.com(17/9/2022).

Baca juga: Tak Bisa Bahasa Inggris, Pemuda Asal Madiun Gunakan Aplikasi di Ponsel Saat Komunikasi dengan Bjorka

MAH mengaku, uang hasil penjualan kanal Telegram digunakan untuk membayar angsuran kredit sepeda motor dan membayar utang orangtuanya.

Pasalnya, selama ini gaji sebagai karyawan penjual minuman es asal Thailand hanya Rp 750.000 per bulan.

Jumlah tersebut tak cukup untuk membayar cicilan kredit sepeda motor maupun membantu orangtuanya.

"Uang hasil penjualan channel itu saya gunakan untuk membayar angsuran sepeda motor Rp 800.000 dan membantu orangtua saya," ungkapnya.

(Sumber: Kompas.com/Muhlis Al Alawi | Editor: Robertus Belarminus; Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com