Menurutnya, Indonesia dan Malaysia sama-sama melakukan subsidi. Namun presentasi besaran subsidi BBM kedua negara memang berbeda.
"Dari sisi proporsi subsidi terhadap APBN, Malaysia itu lebih besar daripada indonesia," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (5/9/2022).
"Katakanlah di bulan April harga minyak baru akan naik, Malaysia itu subsidinya sekitar 8,5 persen dari APBN. Indonesia itu sekitar 4,9 persen atau katakanlah 5," imbuhnya.
Baca juga: Bisa Ajukan Diri Sendiri, Ini Cara Daftar BLT BBM Pakai Aplikasi
Eddy menjelaskan, daya subsidi BBM yang diterapkan Indonesia dengan Malaysia sambungnya juga tidaklah sama.
Pemerintah Indonesia menybsidi BBM RON 90 (Pertalite) dan RON 92 (Pertamax), sementara Malaysia hanya menyubsidi BBM di atas RON 95 karena negara itu sudah tidak menjual BBM RON di bawah 92.
"Di Malaysia itu mereka hanya menyubsidi yang RON 95 ke atas karena yang di bawah RON 92 itu memang susah nyarinya. Nah, itu yang membuat angka subsidinya yang RON atas itu lebih murah daripada indonesia karena memang subsidinya di situ," jelas Eddy.
Baca juga: Perbandingan Harga BBM Indonesia dengan Negara Lain, Lebih Murah atau Mahal?
Faktor lain, mengapa harga BBM di Indonesia lebih mahal daripada Malaysia yakni keterbukaan pemerintah Malaysia terhadap tren harga minyak dunia.
"Ada satu hal lagi yang membedakan ini. Malaysia itu dalam pengenaan harga itu mereka lebih terus terang. Kenapa? karena saya kira masyarakat Malaysia itu lebih dewasa dalam menyikapi penurunan atau kenaikan harga," katanya.
Pada waktu krisis minyak, disebutkannya Malaysia sudah menaikkan harga BBM. Dan ketika saat ini harga minyak dunia turun mereka juga bisa menurunkan harga BBM.
"Nah, Indonesia itu enggak. Waktu harga minyak udah naik, pemerintah Indonesia itu masih ngotot mempertahankan harga supaya masyarakat tidak protes," katanya lagi.
Pada titik ketika APBN Indonesia sudah tidak mampu membendung pembengkakan nilai subsidi, mereka terpaksa mengurangi subsidi sehingga harga BBM naik di tengah tren penurunan harga minyak global.
"Ini jadi pelajaran buat pemerintah bagaimana berkomunikasi dan menyosialisasikan kebijakan dengan baik ke masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Konsumsi BBM Subsidi Meningkat, Apakah Cukup sampai Akhir Tahun?