Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Juta Data Browsing History Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Ini Kata Telkom dan Kominfo

Kompas.com - 21/08/2022, 15:55 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebut 26 juta browsing history atau riwayat browsing pelanggan IndiHome bocor ramai di media sosial.

Disebutkan, riwayat browsing yang diduga bocor itu beserta nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pelanggan.

Informasi tersebut diungkap oleh akun Twitter @secgron dalam utasnya, Minggu (21/8/2022).

"Tahun 2020 kemarin kita berhasil menekan @IndiHome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan. Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK," tulisnya.

Baca juga: Ramai soal Data Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Telkom dan Kominfo Buka Suara

Dalam utasnya, ia menilai, hal ini bisa mempermalukan seseorang jika riwayat browsingnya diketahui orang yang tidak bertanggung jawab.

"BUMN satu ini jahat banget kelakuannya. Contohnya di baris pertama, mas-mas ini kebetulan lagi buka bokep lalu browsing historynya dicuri & diidentifikasi nama, jenis kelamin dan juga NIK miliknya dari data pelanggan. Bayangin kalau ini digunakan untuk mempermalukan seseorang," lanjutnya.

Hingga Minggu siang, utas tersebut telah dibagikan lebih dari 7.900 kali dan disukai lebih dari 14.000 kali oleh pengguna Twitter.

Kompas.com telah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk mengutip utas tersebut.

"Silakan," jelas pemilik akun, saat dihubungi Kompas.com melalui direct message (DM) Instagram, Minggu (21/8/2022) siang.

Baca juga: Viral, Unggahan IndiHome Disebut Aktifkan Layanan Minipack IndiJowo Sepihak, Ini Penjelasan Telkom


Lantas, seperti apa penjelasan Telkom dan Kominfo?

Penjelasan Telkom

Senior Vice President (SVP) Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengungkapkan, pihaknya masih terus melakukan pengecekan dan investigasi mengenai keabsahan data-data tersebut.

Ia menegaskan, apabila dilihat dari temuan awal data itu menurutnya hoaks dan tidak valid.

"Lucu juga soalnya, Telkom itu tidak pernah memberikan email address untuk pelanggan Indihome. Kami saja di Telkom alamat emailnya @telkom.co.id, tidak pernah menggunakan Telkom.net," ujarnya, kepada Kompas.com, Minggu (21/8/2022).

Di internal Telkom sendiri, lanjutnya, data-data pelanggan sangat sulit diakses mengingat ada enkripsi dan firewall yang berlapis.

Meyakini bukan data IndiHome

Reza membeberkan, jumlah pelanggan IndiHome ada 8 juta lebih pelanggan, sedangkan data browsing history yang diklaim hacker tersebut 26 juta data history.

Lebih lanjut, dari jumlah sampling sementara sebanyak 100.000 data yang ada, tidak ada yang cocok dengan NIK.

"Kami yakin data browsing history itu bukan berasal dari data internal IndiHome. Ada kemungkinan data-data history browsing itu malware karena pernah mengakses situs-situs terlarang," jelas dia.

"Sebaiknya memang kita semua bijak menggunakan akses internet dan waspada terhadap situs-situs terlarang karena bisa saja mengandung malware. Harus kudu waspada tinggi sekali," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menyebut, keanehan lainnya data yang menjadi sample adalah data browsing history tahun 2018.

"Apakah itu valid? Kok saya meragukan sekali," tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Data Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Telkom dan Kominfo Buka Suara

 

Sedang didalami

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel A. Pangerapan menanggapi dugaan kebocoran data pelanggan layanan Indihome, PT Telkom Indonesia (Persero).

Ia menerangkan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut.

"Sehubungan dengan informasi dugaan kebocoran data pribadi pelanggan Indihome, PT Telkom Indonesia (Persero), Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut," ujar Samuel, dalam keterangan resmi, Minggu (21/8/2022).

Kementerian Kominfo, lanjutnya, juga akan segera melakukan pemanggilan terhadap manajemen Telkom untuk mendapatkan laporan dan langkah tindak lanjut Telkom terkait dengan dugaan insiden.

Selain itu, Kominfo juga akan merilis rekomendasi teknis.

"Kementerian Kominfo akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi Telkom, dan di saat bersamaan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Data Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Telkom dan Kominfo Buka Suara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com