Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 9 Agustus: Kasus di RI Tambah 4.425 Sehari | Hong Kong Longgarkan Karantina 3 Hari

Kompas.com - 09/08/2022, 10:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Penambahan kasus virus corona di dunia sampai dengan Selasa (9/8/2022) masih terus terjadi.

Dikutip dari laman Worldometers, Selasa (9/8/2022), jumlah kasus virus corona di dunia 589.888.772 kasus, meninggal 6.437.990, dan sembuh 561.579.812 orang.

Berikut 10 negara dengan kasus terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 93.995.650 kasus, 1.058.986 meninggal dunia, 89.131.784 sembuh
  2. India: 44.170.795 kasus, 526.730 meninggal dunia, 43.499.659 sembuh
  3. Perancis: 34.079.658 kasus, 152.711 meninggal dunia, 33.015.897 sembuh
  4. Brasil: 34.035.780 kasus, 680,239 meninggal dunia, 32.790.294 sembuh
  5. Jerman: 31.228.314 kasus, 144.858 meninggal dunia, 29.622.900 sembuh
  6. Inggris: 23.368.899 kasus, 185.052 meninggal dunia, 22.883.651 sembuh
  7. Italia: 21.325.402 kasus, 173.249 meninggal dunia, 20.097.986 sembuh
  8. Korea Selatan: 20.544.420 kasus, 25.292 meninggal dunia, 18.983.817 sembuh
  9. Rusia: 18.730.561 kasus, 382,786 meninggal dunia, 18.048.076 sembuh
  10. Turki: 16.295.817 kasus, 99,678 meninggal dunia, 15.875.121 sembuh.

Berikut update corona Indonesia dan dunia:

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Anak Meningkat, Epidemiolog Ingatkan Pentingnya Vaksinasi dan Prokes

1. Kondisi kasus di Indonesia

Sampai dengan Senin (8/8/2022) pukul 12.00 WIB, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 4.425 kasus dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian kasus di Indonesia saat ini mencapai 6.249.403 kasus.

Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menempati posisi dengan kasus terbanyak, yakni 2.300 kasus.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (8/8/2022), untuk kasus aktif dalam 24 jam terakhir total mencapai 49.633 kasus aktif.

Sementara jumlah kasus sembuh dalam sehari bertambah sebanyak 4.919 kasus, sehingga total kasus sembuh ada sebanyak 6.042.657 orang.

Untuk jumlah pasien yang meninggal dalam 24 jam terakhir yakni sebanyak 18 pasien.

Dengan demikian total korban meninggal ada sebanyak 157.113 orang.

Baca juga: Siapa Kelompok Prioritas Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat? Ini Kata Epidemiolog

2. Hong Kong

Hong Kong berencana mempersingkat masa karantina kedatangan internasional jadi tiga hari.

Dikutip dari Reuters, langkah ini diambil sebagai upaya pelonggaran bertahap dari aturan pandemi yang ketat.

Langkah ini akan efektif, Jumat (12/8/2022) sebagaimana disampaikan pemimpin Hong Kong, John Lee dalam konferensi persnya.

Meski demikian, para pendatang akan tetap dipantau selama empat hari setelahnya dan akan dilarang untuk memasuki tempat restoran dan bar.

"Kita perlu menyeimbangkan antara penghidupan masyarakat dan daya saing Hong Kong untuk memberikan momentum dan vitalitas ekonomi maksimum kepada masyarakat," kata Lee.

Baca juga: Seberapa Perlukah Vaksinasi Dosis Keempat?

3. Makau

Pihak berwenang di Makau meminta penduduk melakukan tes Covid-19 massal.

Tes Covid tersebut akan diselenggarakan selama 2 hari sebagai langkah antisipasi setelah adanya seseorang yang melakukan perjalanan dari wilayah administrasi China ke Zhuhai.

Langkah ini diambil beberapa hari saat Makau mulai melonggarkan aturan terkait Covid-19 di mana masyarakat diperbolehkan memulai kembali perjalanan ke Zhuhai tanpa karantina mulai 3 Agustus 2022.

Dengan adanya aturan ini, maka pemerintah mengharuskan 700.000 penduduk kota melakukan tes antigen cepat pada Minggu dan Senin kemudian harus mengunggah hasil tes ke situs web pemerintah.

Sebelumnya pada 2 Agustus 2022 lalu, Makau sejatinya telah kembali membuka layanan publik serta berbagai fasilitas hiburan.

Negara ini juga mulai memperbolehkan makan di restoran pada 2 Agustus 2022.

Makau sejauh ini telah melaporkan sekitar 1.800 infeksi sejak pertengahan Juni 2022.

Baca juga: Booster Kedua Mulai Disuntikkan, Jenis Vaksin Apa yang Direkomendasikan?

4. Amerika Serikat

Administrasi Makanan dan Obat AS diminta komite ahli mencari cara agar ada vaksin booster yang menargetkan beberapa bentuk varian Omicron yang belakangan mendominasi.

FDA telah membuat pemungutan suara untuk mendesak para produsen vaksin membuat booster tersebut tepat waktu dan bisa ditawarkan akhir tahun ini.

Meski demikian, salah seorang pejabat tinggi FDA menggambarkan hal tersebut sebagai “sains yang paling sulit”.

Salah seorang pejabat Moderna yang hadir dalam acara itu mengatakan bahwa perusahaannya mungkin tak akan membuat vaksin semacam itu, setidaknya sampai akhir Oktober atau awal November.

Dalam agenda tersebut, sejumlah ahli meminta agar desain ulang booster ditargetkan untuk Omicron atau subvariannya dan bukan hanya versi asli dari virus.

“Kita semua terganggu oleh erosi yang terus-menerus dari perlindungan kekebalan,” kata Spesialis Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas California, San Diego Dr. Mark Sawyer, dikutip dari New York Times.

Baca juga: Kapan Vaksin Booster Kedua untuk Masyarakat? Kemenkes: Selesaikan Dulu Booster

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com