KOMPAS.com - Fenomena astronomi kerap mencuri perhatian khayalak.
Baru-baru ini kabar mengenai fenomena jarak Matahari yang semakin menjauh dari Bumi kembali menjadi perbincangan.
Informasi tersebut muncul setelah kabar bahwa Bumi sempat berputar lebih cepat dari semestinya sehingga menyebabkan hari menjadi pendek.
Lantas benarkah jarak Matahari semakin menjauh dari Bumi?
Baca juga: Fenomena Bumi Berputar Lebih Cepat dan Hari Jadi Pendek, Ini Penjelasan BRIN
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menafikan informasi mengenai jarak Matahari yang dikatakan semakin menjauh dari Bumi.
Menurutnya, jarak antara Matahari dan Bumi tidak semakin menjauh. Hanya saja, ada kalanya jarak antara Matahari dan Bumi menjadi dekat atau sebaliknya.
"Jarak Bumi dan Matahari tidak semakin menjauh," tutur Thomas, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (8/8/2022).
Sementara itu, jarak antara Matahari dan Bumi dipengaruhi oleh orbit Bumi saat mengitari Matahari.
"Orbit Mumi mengitari Matahari berbentuk lonjong. Ada jarak terdekat, ada jarak terjauh," tambah dia.
Jarak terdekat Bumi saat mengitari Matahari adalah 147 juta kilometer (km). Adapun jarak terjauh Bumi dengan Matahari adalah 152 juta km.
Fenomena Bumi berada di posisi terjauh dari Matahari ini disebut dengan aphelion.
Baca juga: Kenapa Cuaca Akhir-akhir Ini Dingin? Benarkah sebab Fenomena Aphelion?
Fenomena aphelion di mana titik orbit Bumi terjauh dari Matahari tidak memiliki dampak apapun terhadap iklim di Bumi.
"Sama sekali tidak berdampak. Info tentang perihelion atau aphelion di medsos banyak bersifat hoaks," tandas Thomas.
Sebelumnya, informasi mengenai fenomena aphelion memang kerap tersebut di media sosial.
Informasi itu mengaitkan antara fenomena aphelion yang menyebabkan suhu di Bumi menjadi lebih dingin.