Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Kampus Swasta Terbaik Indonesia Versi QS University Rankings 2022

Kompas.com - 18/07/2022, 16:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga pemeringtakan universitas dunia Quacquarelly Symonds (QS) telah merilis peringkat universitas terbaik se-Asia dalam QS Asia University Rankings 2022.

Tahun ini, QS Asia University Rankings 2022 melakukan pemeringkatan terhadap 687 kampus top Asia.

Sebanyak 34 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia masuk dalam penilaian tersebut.

Baca juga: 10 Universitas di Indonesia yang Masuk Peringkat 1.000 Terbaik Dunia

Lalu, universitas swasta mana saja dari Indonesia yang masuk peringkat top Asia versi QS?

14 universitas swasta top di Indonesia

1. Binus University, Jakarta

Peringkat = 200

2. Telkom University, Bandung

Peringkat = 401-450

3. Universitas Atma Jaya Jakarta

Peringkat = 401-450

4. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Peringkat = 401-450

5. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Peringkat = 451-500

6. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Peringkat = 601-650

7. Universitas Parahyangan, Bandung

Peringkat = 601-650. 

Baca juga: 10 Universitas Terbaik di Indonesia 2021 Versi Webometrics

8. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Peringkat = 601-650

9. Universitas Pelita Harapan, Tangerang

Peringkat = 601-650

10. Universitas Tarumanagara, Jakarta

Peringkat = 601-650

11. Universitas Surabaya

Peringkat = 601-650

12. Universitas Ahmad Dahlan

Peringkat = 651+

13. Institut Teknologi Nasional

Peringkat = 651+

14. Universitas Maranatha, Bandung

Peringkat = 651+. 

Baca juga: Daftar 10 Universitas Terbaik di Dunia Versi THE WUR 2022

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Universitas Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2022

 

Indikator yang digunakan

Dilansir dari situs QS, ada 11 indikator penilaian yang dipakai dalam pemeringkatan universitas. Berikut rinciannya:

1. Reputasi akademik (30 persen)

Indikator ini dinilai menggunakan data dari survei global akademisi yang dilakukan oleh QS setiap tahun.

Hasil survei ini meminta akademisi untuk mengidentifikasi universitas terkemuka di bidang studi mereka sendiri, juga dimasukkan ke dalam peringkat dan laporan lain yang dihasilkan oleh QS, termasuk QS World University Rankings dan QS World University Rankings by Subject.

Tujuannya adalah untuk memberikan indikasi universitas mana yang memiliki reputasi terkuat dalam komunitas akademik internasional.

Baca juga: 10 Universitas Swasta Terbaik Versi Webometrics Juli 2021

2. Reputasi pemberi kerja (20 persen)

Penilaian dilakukan dari pemberi kerja lulusan, yang diminta untuk mengidentifikasi universitas yang mereka anggap menghasilkan lulusan dengan kualitas terbaik.

Hasil survei ini digunakan untuk menginformasikan sejumlah proyek penelitian QS lainnya, yang mencerminkan pentingnya peluang kerja dan prospek kerja bagi pelamar dan lulusan universitas saat ini.

3. Rasio fakultas/mahasiswa (10 persen)

Indikator ini menilai rasio anggota staf akademik penuh waktu yang dipekerjakan per siswa yang terdaftar.

Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang berapa banyak waktu kontak dan dukungan akademik yang diharapkan dapat diterima oleh mahasiswa di institusi tersebut.

4. Jaringan penelitian internasional (10 persen)

Menggunakan data yang disediakan oleh Scopus, indikator ini menilai tingkat keterbukaan internasional dalam hal kolaborasi penelitian untuk setiap lembaga yang dievaluasi.

Untuk menghitung indikator ini, Indeks Margalef, yang banyak digunakan dalam ilmu lingkungan, telah diadaptasi untuk menghasilkan skor yang memberikan indikasi keragaman kerjasama penelitian suatu lembaga dengan lembaga lain di berbagai lokasi di dunia.

5-6. Kutipan per makalah (10 persen) dan makalah per fakultas (5 persen)

Kedua indikator ini sama-sama dinilai menggunakan data dari database publikasi penelitian dan kutipan Scopus.

Pertama-tama menilai jumlah kutipan per makalah penelitian yang diterbitkan, yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang dampak penelitian masing-masing lembaga dalam komunitas penelitian.

Selanjutnya menilai jumlah makalah penelitian yang diterbitkan per anggota fakultas. Ini memberikan indikasi produktivitas penelitian universitas secara keseluruhan.

Baca juga: 10 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2022

 

7. Staf dengan gelar PhD (5 persen)

Indikator baru yang diperkenalkan pada QS University Rankings: Asia for 2016, ini menilai proporsi anggota staf akademik yang memenuhi syarat untuk tingkat PhD.

Ini melengkapi indikator rasio fakultas/mahasiswa, keduanya bertujuan untuk memberikan ukuran proksi dari komitmen institusi terhadap pengajaran berkualitas tinggi.

8-9. Proporsi fakultas internasional (2,5 persen) dan proporsi mahasiswa internasional (2,5 persen)

Empat indikator terakhir semuanya bertujuan untuk menilai seberapa 'internasional' masing-masing universitas, yang mencerminkan fakta bahwa internasionalisasi merupakan prioritas utama baik untuk universitas di Asia maupun di setiap kawasan dunia.

Kedua indikator ini, yang juga digunakan dalam QS World University Rankings, menilai proporsi staf dan mahasiswa di universitas yang digolongkan sebagai 'internasional'.

10-11. Proporsi siswa pertukaran masuk (2,5 persen) dan proporsi siswa pertukaran keluar (2,5 persen)

Dua indikator terakhir ini, yang tidak digunakan dalam pemeringkatan global, menawarkan wawasan tambahan tentang aktivitas internasionalisasi di universitas-universitas di Asia, menilai ukuran relatif dari program pertukaran pelajar inbound dan outbound masing-masing institusi.

Hasil keseluruhan dari QS Asia Univeristy Rankings diterbitkan dalam tabel online interaktif, yang memungkinkan pengguna untuk membandingkan kinerja universitas pada indikator individual, atau melihat mereka dengan skor gabungan tertinggi.

Untuk mengakses fungsionalitas penuh tabel, Anda harus terlebih dahulu masuk atau mendaftar sebagai anggota situs, fasilitas ini gratis dan memungkinkan Anda mengakses konten dan sumber daya eksklusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com