Menurutnya, Indonesia tidak termasuk dalam puluhan negara yang diprediksi ekonominya akan ambruk. Namun, pemerintah ditegaskan perlu waspada.
"Jadi kita tetap harus waspada meskipun belum dikategorikan sebagai negara yang akan ambruk atau terkena badai krisis ekonomi karena sudah terjadi dampak dari kenaikan suku bunga AS yang agesif terhadap pelemahan nilai tukar rupiah," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Bhima berpendapat, ketergantungan impor pangan Indonesia masih cukup tinggi.
Hal itu, lanjuntya, bisa memicu terjadinya imported inflation dan menghambat pemulihan ekonomi, serta konsumsi rumah tangga.
"Kita perlu mewaspadai juga karena Indonesia sangat bergantung dari fluktuasi harga komoditas, ketka terjadi koreksi harga komoditas batu bara dan sawit, maka pendapatan dari sisi devisa ekspor akan merosot cukup tajam," katanya.
Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, Ini Bedanya dengan Krisis dan Depresi Ekonomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.