Batasan/toleransi kepedasan seseorang yang cenderung berbeda ini dipengaruhi oleh kebiasaan mereka dalam mengonsumsi makanan pedas.
Bagi mereka yang kerap mengonsumsi makanan pedas, cenderung memiliki batasan/toleransi kepedasan yang lebih tinggi dari yang tidak. "Itu adaptasi nama lainnya," tutur Wahyu.
"Namun ada juga orang yang memang tidak nyaman dengan sensasi itu sehingga lebih besar efeknya, meningkatkan hormon kortisol dan adrenaline," imbuhnya.
Kendati demikian, Wahyu mengatakan bahwa dirinya belum menemukan pasien yang meninggal dunia lantaran mengonsumsi makanan yang terlalu pedas.
Baca juga: Viral, Video Balita Disuap Makanan Pedas agar Terbiasa, Ini Kata Dokter
Dilansri dari Eat This (29/3/2022), mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dapat merusak tubuh.
Berikut bahaya mengonsumsi makanan pedas:
Makanan pedas merupakan salah satu penyebab paling umum terjadinya diare dan sakit perut.
Sebuah penelitian ilmiah menemukan bahwa cabai yang dikonsumsi secara berlebihan dapat mengiritasi lapisan perut. Gejala yang ditimbulkan di antaranya mual, muntah, sakit perut, hingga diare.
Dokter kulit dari Florida, Rebecca Tung mengatakan bahwa mengonsumsi makanan pedas yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit, seperti jerawat hingga eksim.
"Ketika makanan pedas menyebabkan peradangan di usus mulai dari sakit perut, refluks asam, atau gejala lainnya, terkadang peradangan ini juga dapat terlihat pada kulit yang memerah, berjerawat, atau bahkan eksim," ungkapnya.
Baca juga: Jangan Takut Kepedasan, Ini Bahan Dapur yang Bisa Meredakan Pedas Cabai
Dilansir dari WebMD, seorang ahli kesehatan mengatakan bahwa makanan pedas dan asam dapat menyebabkan insomia. Sebab, makanan pedas menyebabkan rasa mulas sehingga mengurangi kualitas tidur seseorang.
Rasa mulas tersebut juga bisa menjadi masalah bagi orang yang menderita penyaki gastroesofageal (GERD).
Para ahli kesehatan tidak menyarankan mengonsumsi makanan pedas mendekati waktu tidur karena posisi tidur yang berbaring dapat memperburuk ketidaknyamanan yang dirasakan usai mengonsumsi makanan pedas.
Pakar kesehatan di The Mayo Clinic mengatakan, mengonsumsi makanan terlalu pedas dapat mengakibatkan iritasi pada tenggorokan.
Gejala yang ditimbulkan biasanya adalah rasa sakit pada tenggorokan, bengkak, hingga suara serak.
Baca juga: Berkaca dari Irfan Hakim, 9 Tanda Kita Harus Berhenti Makan Pedas
Barry Green, Ph.D., dari John B. Pierce Laboratory di New Haven mengatakan bahwa makanan yang terlalu pedas berpotensi mengakibatkan ruam pada kulit.
"Makanan pedas merangsang reseptor di kulit yang biasanya merespons panas," jelasnya.
Reseptor tersebut adalah serat nyeri yang secara teknis dikenal sebagai nosiseptor polimodal. Mereka merespons suhu ekstrem dan stimulasi mekanis yang intens, seperti mencubit dan memotong.
"Sistem saraf pusat dapat dikacaukan ketika rasa sakit ini dirangsang oleh makanan pedas sehingga memicu respons saraf yang ambigu," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.