Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Naik Candi Borobudur Akan Dibanderol Rp 750.000, Ini Tanggapan Ekonom

Kompas.com - 06/06/2022, 07:00 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Jika terdapat satu keluarga yang terdiri dari empat orang, maka harus membayar Rp 3.000.000 untuk dapat naik ke Candi Borobudur.

Hal tersebut pastinya akan membuat wisatawan yang berminat untuk menaiki Candi Borobudur menurun.

Baca juga: Alasan Luhut Putuskan Tiket Turis Lokal Candi Borobudur Rp 750.000

Dampak ekonomi bagi warga sekitar

Eddy mengatakan, adanya tarif naik Candi Borobudur tersebut akan membuat jumlah pengunjung otomatis menurun.

Jika jumlah pengunjung Candi Borobudur berkurang, maka hal tersebut akan berdampak ke warga sekitar Candi Borobudur.

Potensi pendapatan dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pedagang penjual souvenir dan oleh-oleh juga pastinya akan menurun.

"Jadi, sekali lagi mungkin maksudnya sih baik, tapi pelaksanaannya yang harganya ketinggian, kemudian mungkin kalau dianalisis ekonomi, mungkin berarti kan multiplier effect-nya akan kena ke masyarakat sekitar," terangnya.

Pemerintah dan pengelola Candi Borobudur harus mencari cara agar UMKM yang berada di sekitar Candi Borobudur bisa bertahan apabila jumlah pengunjung berkurang.

Eddy menyarankan untuk dilakukan paket penjualan tiket naik Candi Borobudur, nantinya di dalam paket tersebut terdapat souvenir atau barang-barang dari pedagang atau UMKM yang terdampak penurunan jumlah pengunjung.

"Kalau memang niatnya dibantu ya berarti pemerintah mungkin memasukkan barang-barang mereka (pedagang) sebagai paket-paket itu di bagian dari tiket itu," jelasnya.

Baca juga: Hari Ini 38 Tahun Lalu, Candi Borobudur Selesai Dipugar

Biaya perawatan Candi Borobudur

Penurunan jumlah pengunjung bisa terjadi akibat adanya tiket naik candi tersebut. Meskipun adanya tarif naik tersebut juga dapat digunakan sebagai biaya perawatan atau perbaikan Candi Borobudur.

"Tapi bisa (dengan dana tarif naik) itu untuk melakukan restorasi yang lebih baik gitu, jadi perawatannya juga lebih baik," jelas Eddy.

Untuk penambahan biaya perawatan Candi Borobudur, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan sponsor.

Dengan adanya sponsor dengan melalui berbagi event yang digelar di kawasan Candi Borobudur bisa saja juga dapat menambah anggaran perawatan.

"Jadi kan kita bisa mendapatkan pendapatan tambahan dari iklan, dari sponsorship perusahaan, perusahaan internasional maupun domestik," ujar Eddy.

Agar Candi Borobudur terawat, selain mengurangi jumlah pengunjung, pihak pengelola juga dapat memperketat aturan ketika pengunjung naik ke Candi Borobudur.

"Misalnya tidak diperkenankan untuk membawa barang-barang yang bisa beresiko merusak candi. Entah itu mencoret, menggores, entah itu pisau atau apa gitu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com