Seakan tak selesai, setelah getaran berhenti, masyarakat harus menghadapi kondisi ekonomi yang lumpuh total.
Kelumpuhan itu, antara lain terjadi karena listrik padam, penutupan Bandara Adisutjipto, macetnya sekitar 40 base transceiver stasiun (BTS) Telkomsel, kerusakan stasiun kereta api, dan ambruknya sejumlah pasar rakyat.
Pasar-pasar yang menjadi urat nadi perekonomian rakyat Yogyakarta juga sebagian tidak beroperasi.
Bahkan, Pasar Piyungan nyaris rata dengan tanah, serta sebagian bangunan Pasar Bantul juga roboh.
Bukan hanya itu, pusat pertokoan di kawasan Malioboro, warung-warung makan, serta minimarket pun tutup.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang 15 Tahun Gempa Jogja 27 Mei 2006
Gempa Jogja 2006 meninggalkan bekas permanen bagi masyarakat yang menjadi korban.
Salah satunya seorang warga bernama Sumarno yang harus rela kehilangan istri dan kedua anaknya.
Saat gempa mengguncang, ia dan sang istri baru 10 menit tiba di Pasar Gempol, Kecamatan Wedi, dan tengah membongkar dagangan makanan ringan untuk ditata di lapak kaki lima.
"Saya di dekat gerobak mengeluarkan makanan, lalu saya oper ke istri saya untuk ditata," kata dia.
Kala itu, istrinya bekerja sembari menggendong Dafa, anak bungsunya. Sementara satu anaknya yang lain berada di dekat sang ibu.
Sumarno tidak bisa berbuat apa-apa. Guncangan gempa yang dahsyat menyulitkannya untuk bangun dan menyelamatkan diri.
"Saat itu saya berpikir mungkin akan mati, Sayup-sayup sempat terdengar istri saya memanggil, Pak, Pak, tetapi saya tidak bisa apa-apa. Mau lari jatuh, mau lari jatuh," terangnya.
Di sisi lain, seorang warga bernama Sri Harmi harus menerima kenyataan bahwa calon suaminya, Suparno, meninggal dunia tertimpa bangunan.
Semula, akad dan resepsi keduanya akan dilangsungkan keesokan hari, 28 Mei 2006.
Kala musibah terjadi, tetangga sedang sibuk gotong royong menata tempat resepsi. Tiba-tiba, tanah bergetar kuat disetai dengan suara gemuruh. Rumah Sri Harmi pun rusak total.
"Seharusnya akad nikah berlangsung hari Minggu pukul 09.30 WIB. Semua peralatan siap, tinggal dipakai. Makanan untuk 400 tamu sudah siap," kata kakak Sri Harmi, Suroso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.