BANGSA Indonesia merupakan bangsa yang pernah secara langsung lahir batin mengalami derita dijajah sebelum merdeka sejak 17 Agustus 1945.
Bahkan kerajaan Belanda semula tidak rela melepaskan Hindia-Belanda dari belenggu
kolonalisme mereka.
Setelah Perang Dunia II berakhir, pada hakikatnya era kolonialisme sudah berakhir pula. Pada masa pasca-Perang Dunia II, kolonialisme didukung oleh militer dan/atau agama dianggap sudah anakronis alias sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
Semangat memperluas wilayah kekuasaan perlu kedok baru. Kedok semangat memperluas wilayah kekuasaan diganti dengan imperialisme ekonomi seperti yang sukses dilakukan oleh dua negara yang justru kalah pada Perang Dunia II, yaitu Jerman dan Jepang.
Jerman menguasai Eropa dengan produk otomotif bermutu tinggi. Sementara Jepang menguasai Asia juga dengan produk otomotif serta alat-alat elektronik kebutuhan sehari-hari yang disusul oleh Taiwan, Korea Selatan dan China.
Singapura berperan sebagai tengkulak yang menghubungkan produsen dengan konsumen.
Sementara Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia II memperlebar ruang gerak kekuasaan melalui jalur politik dengan memasarkan demokrasi dan budaya pop melalui industri perfilman dan musik popular dipelopori oleh Elvis Presley disusul The Beatles dari Inggris.
Bahasa Inggris juga dimanfaatkan oleh USA dan Inggris didukung para anggota Negara Commonwealth untuk secara bergerilya menguasai planet bumi melalui jalur imperalisme bahasa.
Yang gigih melawan imperialisme bahasa Inggris adalah Perancis yang sudah berhasil meruntuhkan monopoli bahasa Inggris sebagai bahasa resmi PBB.
Pemenang Perang Dunia II lainnya, yaitu Rusia akibat mengalami musibah bubarnya Uni Sowyet terpaksa masih bertumpu pada imperialisme militer seperti yang secara primordial dilakukan Putin terhadap Ukraina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.