Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang 16 Tahun Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

Kompas.com - 27/05/2022, 07:33 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 16 tahun lalu, tepatnya 27 Mei 2006, gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada pukul 05.53 WIB.

Getaran besar dan durasinya yang cukup lama, yakni 57 detik, menyebabkan ratusan ribu rumah hancur dan ribuan orang meninggal dunia.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bantul, sebanyak 4.143 korban meninggal dunia di wilayah Bantul, dengan jumlah rumah rusak 71.763 rumah.

Sementara itu, di wilayah lain, tepatnya di Klaten, korban meninggal tercatat mencapai 5.782 orang, 26.299 korban luka berat dan ringan, serta 390.077 lebih rumah roboh.

Dilansir dari Kompas.com (27/5/2017), Kepala Pelaksana BPDB Bantul Dwi Daryanto mengatakan, bukan gempa yang membunuh manusia. Melainkan, robohnya bangunan.

Umumnya, korban tewas lantaran tertimpa bangunan yang roboh. Sementara itu, korban luka-luka banyak terjadi karena kepanikan yang luar biasa.

"Gempa tidak membunuh, tetapi bangunan yang menyebabkan korban luka dan meninggal dunia," kata Dwi.

Baca juga: Mengenang Gempa Jogja 2006, Ini Mekanisme dan Potensi Bahayanya

Isu tsunami

Ribuan warga dari Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta berbondong-bondong menjauh dari daerah pantai selatan karena panik oleh isu tsunami akibat gempa tektonik berkekuatan 5,9 SR, Sabtu (27/5/2006)
Gempa Jogja Ribuan warga dari Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta berbondong-bondong menjauh dari daerah pantai selatan karena panik oleh isu tsunami akibat gempa tektonik berkekuatan 5,9 SR, Sabtu (27/5/2006)

Kepanikan masyarakat pagi itu bertambah lantaran ada isu gempa akan disusul dengan tsunami.

Sontak, masyarakat berbondong-bondong menyelamatkan diri hingga lalu lintas jalan raya kacau dan banyak tabrakan terjadi yang mengakibatkan banyak orang terluka.

Berdasarkan pantauan Stasiun Geofisika Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala Richter ini terjadi pukul 05.53 WIB di lepas pantai Samudra Hindia.

Posisi episentrum pada koordinat 8,26 Lintang Selatan (LS) dan 110,33 Bujur Timur (BT), atau pada jarak 38 km selatan Yogyakarta pada kedalaman 33 km.

Adapun penyebab gempa, tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, pada jarak sekitar 150 km-180 km ke selatan dari garis pantai Pulau Jawa.

Pengamat Geofisika pada Stasiun Geofisika Yogyakarta Tony Agus Wijaya menuturkan, gempa utama terus diikuti gempa susulan berkekuatan kecil.

Namun, kekuatan gempa yang menghantam Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah ini tidak menyebabkan gelombang tsunami.

Baca juga: Mengenang 14 Tahun Gempa Yogyakarta dan Solidaritasnya untuk Bangkit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com