Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi dan Cerita KRI Pasopati-410, Kapal Selam TNI AL yang Kini Jadi Monumen di Surabaya

Kompas.com - 25/05/2022, 09:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di Surabaya, Jawa Timur, berdiri sebuah Monumen Kapal Selam (Monkasel), tepatnya di Jalan Pemuda, Genteng.

Monkasel yang merupakan wujud asli kapal selam ini, merupakan eks kapal selam KRI Pasopati bernomor lambung 410, milik TNI Angkatan Laut (AL).

Menurut catatan Harian Kompas, 30 Juni 1998, pembangunan monumen yang dimulai sejak Juli 1995 tersebut penuh kendala. Khususnya masalah pendanaan sejak terjadi krisis moneter.

Baca juga: Perbandingan Spesifikasi Kendaraan Tempur dan Taktis Buatan Pindad: Anoa 6x6, Komodo 4x4, hingga Panser 8x8

Akhirnya, pada 27 Juni 1998, Monkansel Pasopati-410 diresmikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Arief Kushariadi.

Arief Kushariadi menceritakan, ada alasan atas pilihan mengapa menjadikan KRI Pasopati sebagai monkansel.

Selain karena sudah purnatugas, juga merupakan kapal selam yang paling besar, paling lengkap, dan punya catatan sejarah yang panjang bagi Indonesia.

Baca juga: Spesifikasi KRI Teluk Weda-526, Kapal Angkut Tank Milik TNI AL Buatan Dalam Negeri

Berikut cerita hingga spesifikasi dari KRI Pasopati-410:

Mengenal KRI Pasopati-410

Menelusuri lambung KRI Pasoepati di Monumen Kapal Selam, Surabaya.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Menelusuri lambung KRI Pasoepati di Monumen Kapal Selam, Surabaya.

KRI Pasopati memperkuat TNI AL pada 29 Januari 1962.

Sejak dioperasikan hingga purnatugas pada 1994, KRI Pasopati dikendalikan 14 komandan perwira.

Selama dalam jajaran gugus tugas, KRI Pasopati selalu ikut mendukung kegiatan operasi berskala besar, seperti Operasi Trikora.

Keterlibatan perdana Pasopati adalah ikut dalam operasi Aligoro, 28 Juli-26 Agustus 1962.

Kapal selam tipe SS Whiskey Class buatan Rusia pada 1952 ini memiliki panjang 76 meter dan lebar 6,30 meter.

Baca juga: Spesifikasi 4 Kapal Selam Indonesia, dari KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405

Penamaan hingga kemampuan KRI Pasopati

Kapal yang kemudian diberi nama Pasopati, nama senjata pamungkas Arjuna, salah satu tokoh sakti Pendawa Lima, yang turut menjadi penentu stabilitas dan keamanan Negeri Astina, mampu melaju dengan kecepatan 17 knot di atas air dan 15 knot di bawah permukaan air.

Berat penuh 1.300 ton, sedangkan berat dalam kondisi kosong 1.050 ton, dengan jarak jelajah 8.500 mil laut.

Semasa jayanya, KRI Pasopati pernah menenggelamkan kapal perang musuh di pantai Irian Jaya, waktu masih bernama Irian Barat.

KRI Pasopati juga pernah menghancurkan kapal musuh yang berlayar ke utara dalam operasi pembebasan Irian Barat, yang pada saat itu berada dalam cengkeraman Belanda.

Kemampuan tempur Pasopati untuk menghajar pasukan musuh inilah salah satu yang menjadi sebab lahirnya "Persetujuan New York", yang kemudian mengembalikan Irian Jaya ke pangkuan RI.

Baca juga: Australia Akan Bangun 8 Kapal Selam Nuklir, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Membawa KRI Pasopati ke Indonesia

Lambung Kapal selam KRI Pasoepati bernomer 410 buatan Rusia, yang sekarang terpajang gagah di Museum Kapal Selam, Surabaya.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Lambung Kapal selam KRI Pasoepati bernomer 410 buatan Rusia, yang sekarang terpajang gagah di Museum Kapal Selam, Surabaya.

Diberitakan Kompas.com, 7 April 2013, Atmadji Sumarkidjo, dalam buku Mission Accomplished (2010), menyebutkan bahwa sebanyak 12 kapal selam jenis Whiskey Class yang dibeli dari Soviet bukan kapal selam yang baru sama sekali, tetapi reputasinya cukup baik kala itu.

Soviet memang mengembangkan sejumlah tipe kapal selam, tetapi hanya tipe Whiskey Class yang dijual ke negara-negara "sahabat", salah satunya ke Indonesia.

Sebelum membawa kapal selam tersebut ke Tanah Air, maka dikirimlah para pelaut muda Indonesia ini secara bergelombang mengikuti on the job training langsung di kota Vladivostok, pangkalan utama kapal selam untuk pasifik yang disebut sebagai Pusat Pendidikan 89, Angkatan Laut Uni Soviet.

Baca juga: Spesifikasi KRI Kujang-642, Kapal Cepat Rudal TNI AL Produksi Dalam Negeri

Di sanalah para pelaut muda Indonesia digembleng bagaimana mengawaki kapal selam ini.

Latihan dengan kapal selam dilakukan di perairan di Vladivostok yang sangat dingin. Pengantar untuk berkomunikasi pun dilakukan dalam bahasa Rusia.

Untuk itu, sebanyak empat guru wanita didatangkan dari Moskwa untuk memberikan kursus bahasa Rusia bagi para awak kapal Indonesia.

Dalam waktu 3 bulan umumnya mereka sudah bisa menguasai dasar-dasar bahasa Rusia.

Baca juga: Spesifikasi KRI Sultan Iskandar Muda-367, Kapal Perang TNI AL Berteknologi Mutakhir!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com