Imbas dari konflik ini, kondisi ekonomi di Sudan, khususnya di Darfur cukup memprihatinkan. Menurutnya, banyak warga kelaparan dan kesulitan mendapat makanan dan air.
Dalam satu kesempatan, ia menceritakan pernah melihat seorang anak yang mendekati pagar pembatas kamp PBB dalam kondisi lemas dan kelaparan.
Tanpa berpikir panjang, Dhuha kemudian mendekati anak itu dan mengajaknya makan bersama, meski harus dipisahkan oleh pagar kawat pembatas.
"Ini merupakan pengalaman yang cukup berkesan bagi saya. Ternyata di belahan dunia kita, ada orang yang makan saja susah, untuk mendapat air harus berjalan berkilo-kilo," kata Dhuha.
Baca juga: Spesifikasi dan Kecanggihan KRI Bung Tomo-357, Kapal Perang TNI AL
Menariknya, anak tersebut juga sedikit menguasai bahasa Indonesia.
Bagi Dhuha, hal ini menunjukkan bahwa Kontingen Garuda diterima baik oleh masyarakat setempat.
Sederet pengalamannya itu semakin menumbuhkan rasa syukur menjadi warga negara Indonesia yang aman dan memiliki akses makanan yang mudah.
Hanya saja, masih banyak orang yang tidak mensyukuri nikmat luar biasa ini dan justru berusaha memecah belah keutuhan bangsa.
"Jadi setelah saya kembali, itu banyak saya jadikan pelajaran. Harus banyak bersyukur, apa yang kita miliki sekarang ini, Indonesia yang kaya ini harus kita jaga," ujar dia.
Baca juga: Spesifikasi Pesawat TNI AU KT-1B Wong Bee yang Jatuh di Yogyakarta
Pria asal Aceh ini tak menampik adanya rasa khawatir ketika ditugaskan ke negara konflik. Taruhannya pun tak main-main, yaitu nyawa.
Namun, ia memahami bahwa tugas ini merupakan konsekuensi menjadi seorang tentara.
"Sebelum berangkat, saya mencari banyak informasi tentang Sudan. Kalau dibilang khawatir, pasti ada. Cuma saya perkuat mental, inilah pengalaman hidup bagi saya. Saya juga merasa bangga bisa menjadi bagian dari misi perdamaian dunia," jelasnya.
"Orang tua pun, antara sedih dan memahami. Apalagi begitu dengar saya diberangkatkan ke Afrika. Saya coba menenangkan mereka bahwa ini jalan hidup saya dan pengalaman berharga bagi saya," tambahnya.
Baca juga: Sederet Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia
Untuk menjadi bagian dari Konga, Dhuha menjelaskan bahwa pimpinan TNI AU terlebih dahulu menunjuk beberapa anggotanya untuk mengikuti seleksi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI.
Dari proses seleksi itu, akan dipilih para personel dari TNI AD, AU, dan AL yang akan diberangkatkan ke negara konflik di bawah Kontingen Garuda.
Kisah dan pengalaman Serka Dhuha saat bertugas di negara konflik semakin menegaskan, merawat keutuhan bangsa adalah kewajiban setiap warga negara.
Mari kita jaga bersama Indonesia!
Baca juga: Spesifikasi dan Kisah KRI John Lie, Kapal Perang Canggih TNI AL Buatan Inggris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.