Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Angin Puting Beliung Terjang Bandung, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Kompas.com - 16/05/2022, 17:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video angin puting beliung yang menerjang Kelurahan Cipamokolan, Bandung, viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun ini pada Minggu (15/5/2022).

"Angin puting beliung di Cipamokolan Bandung (14/5/2022)," tulis akun tersebut.

Video yang berdurasi 26 detik itu memperlihatkan atap rumah warga yang terbuat dari material seng berhamburan diterjang angin kencang.

Selain itu, gemuruh suara angin juga terdengar di sepanjang video. Sementara itu, suara warga terdengar berkata, "Puting beliung."

Hingga Senin (16/5/2022) sore, video tersebut telah ditonton oleh 2,8 juta pengguna dan disukai oleh 76,1 ribu pengguna akun Tik Tok.

Baca juga: Video Viral Sebut Angin Puting Beliung di Bali, BMKG: Itu Waterspout

Kronologi kejadian

Dilansir dari KompasTV, angin puting beliung melanda Kelurahan Cipamokolan Bandung pada Sabtu (14/5/2022). Peristiwa itu terjadi sekitar 5 menit.

Warga mengaku tidak melihat adanya tanda-tanda akan terjadi angin puting beliung seperti hujan atau petir.

Peristiwa tersebut dilaporkan tidak memakan korban jiwa. Kendati demikian, tiga lapak pedagang di sekitar lokasi peristiwa mengalami kerusakan akibat tertimpa dahan pohon besar.

Baca juga: Viral, Video Angin Puting Beliung di Desa Slangit Cirebon, Ini Penjelasan BNPB

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin menjelaskan bahwa fenomena angin kencang yang menyerupai belalai berasal dari awan jenis Cumulonimbus (CB) dan terjadi di daratan.

"Puting beliung terbentuk dari sistem awan jenis CB, tetapi yang perlu dipahami adalah tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2022).

Menurutnya, ada kondisi tertentu yang menyebabkan terjadinya fenomena puting beliung, yakni kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu.

Kondisi labilitas ini mengindikasikan udara dan angin disekitarnya sangat tidak stabil.

Baca juga: BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Angin Disertai Petir 30-31 Maret 2022

Terjadi pada peralihan musim

Miming mengatakan, fenomena angin puting beliung biasanya terjadi pada masa peralihan musim.

"Umumnya sekitar Maret-Mei atau September-November, pada beberapa kasus dapat terjadi diluar periode bulan tersebut, hal itu tergantung pada kondisi atmosfer setempat," jelasnya.

Fenomena mirip dengan puting beliung ini juga bisa terjadi di wilayah perairan. Apabila terjadi diperairan maka disebut dengan Water Spout.

Penyebab water spout mirip dengan fenomena puting beliung, yakni berasal dari sistem awan CB.

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Angin Kencang yang Melanda Jabodetabek

Imbauan BMKG

Di musim peralihan seperti saat ini, Miming mengimbau agar pohon yang rimbun, tinggi, dan rapuh agar segera ditebang.

Tujuannya adalah untuk mengurangi beban berat pohon tersebut sehingga meminimalisir kemungkinan tumbang saat diterjang angin kencang.

Selain itu, warga juga diimbau untuk memperkuat atap rumah. Pasalnya, atap rumah kerap menjadi sasaran angin kencang sehingga mengalami kerusakan parah.

"Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, padahal sebelumnya cerah, sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut," ujar Miming.

Masyarakat juga diimbau untuk berlindung dalam ruang yang kokoh dan menjauhi lokasi hingga peristiwa tersebut berlalu.

"Hindari berdiri di dekat pepohonan yang berpotensi roboh," terangnya.

Sebagai tambahan, masyarakat juga bisa mengakses media sosial BMKG di @infoBMKG untuk mengetahui informasi cuaca terkini dan peringatan dini mengenai dari BMKG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com