Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Lupus Sedunia 10 Mei dan Mengenal Apa Itu Lupus

Kompas.com - 10/05/2022, 15:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Meskipun kondisi ini tidak memiliki batasan, memahami lupus dapat membantu mengendalikan dampaknya.

Untuk itu, penting secara bersama-sama dengan masyarakat global berupaya untuk memastikan bahwa orang dengan lupus didiagnosis dan diobati secara efektif.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Autoimun?

Lupus penyakit seribu wajah

Lupus terdiri dari beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering dirujuk masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES).

Lupus dikenal sebagai penyakit "Seribu Wajah" merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini belum jelas penyebabnya.

Lupus juga memiliki sebaran gambaran klinis yang luas, serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam.

Sehingga, seringkali menimbulkan kekeliruan dalam upaya mengenalinya.

Selain itu, lupus dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah.

Meski hingga kini faktor risiko lupus belum diketahui secara jelas, namun faktor genetik, imunologik dan hormonal, serta lingkungan diduga memegang peran penting sebagai pemicu.

Baca juga: Benarkah Hepatitis Akut Muncul dari Long Covid? Ini Kata Kemenkes dan IDI

Faktor pemicu lupus

  • Faktor genetik: sekitar 7 persen pasien LES memiliki keluarga dekat, baik orangtua atau saudara kandung yang juga didiagnosis LES.
  • Faktor lingkungan: infeksi, stres, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultraviolet (matahari), penggunaan obat-obatan tertentu, merokok, paparan kristal silica.
  • Faktor hormonal: umumnya perempuan lebih sering terkena penyakit lupus dibandingkan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit lupus sebelum periode menstruasi atau selama kehamilan mendukung dugaan hormon estrogen menjadi pencetus penyakit lupus.

Baca juga: Ramai soal Hepatitis Akut Misterius, Akankah Sekolah Kembali Online?

Gejala lupus sulit dideteksi

Lupus memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga sulit untuk dideteksi. Tingkat keparahannya pun beragam, mulai dari ringan hingga yang mengancam jiwa.

Gejala lupus dapat timbul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan.

Pasien lupus dapat mengalami gejala yang bertahan lama atau bersifat sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.

Kesulitan dalam upaya mengenali lupus sering kali mengakibatkan diagnosis dan penanganan yang terlambat.

Meski mendiagnosis lupus seringkali sulit karena gejalanya menyerupai gejala penyakit umum lainnya, tetapi tanda utama dari kondisi ini adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu.

Baca juga: 10 Manfaat Jeruk Nipis bagi Kesehatan, Salah Satunya Mempersingkat Durasi Penyakit

Periksa lupus sendiri, perhatikan gejala-gejala lupus

Saluri adalah Periksa Lupus Sendiri, yaitu cara mengenali lupus dalam diri.

Sadari lupus sejak dini dengan mencermati sederet gejala dan tanda tandanya. Penting bagi masyarakat untuk dapat mengenali gejala lupus.

Penanganan yang lebih cepat dipastikan bisa meningkatkan kesejahteraan, kualitas, dan harapan hidup orang dengan lupus (odapus).

Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun seperti yang Dialami Ashanty

Berikut gejala-gejala yang harus diperhatikan:

  1. Demam lebih dari 38 derajat celsius dengan sebab yang tidak jelas
  2. Rasa lelah dan lemah berlebihan
  3. Sensitif terhadap sinar matahari
  4. Rambut rontok
  5. Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
  6. Ruam kemerahan di kulit
  7. Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
  8. Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
  9. Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
  10. Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
  11. Kejang atau kelainan saraf lainnya
  12. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter):
    1. Anemia: penurunan kadar sel darah merah
    2. Leukositopenia: penurunan sel darah putih
    3. Trombositopenia: penurunan kadar pembekuan darah
    4. Hematuria dan proteinuria: darah dan protein pada pemeriksaan urin.

Jika Anda mengalami minimal empat gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di puskesmas atau rumah sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Penjelasan soal Apakah Penyakit Kronis seperti Jantung dan Kanker Ditanggung BPJS Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com