Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Lupus Sedunia 10 Mei dan Mengenal Apa Itu Lupus

KOMPAS.com - 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia.

Dilansir dari laman p2ptm.kemkes.go.id, lupus adalah penyakit kronis serius yang mengubah hidup dan dapat berakibat fatal sehingga mengancam jiwa penyandangnya.

Dibutuhkan pemahaman tentang lupus dan dukungan mendalam untuk orang yang terkena atau orang dengan lupus (odapus) dan keluarganya yang terkena dampak penyakit ini.

Berikut penjelasan lengkap soal lupus:

Apa itu lupus

Lupus adalah penyakit radang atau penyakit autoimun, di mana kondisi sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing (non-self) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self).

Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri yang sehat.

Peradangan akibat hal ini dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh termasuk kulit, ginjal, otak, sel darah, paru-paru, jantung, dan persendian.

Lupus merupakan penyakit inflamasi sistemik autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya.

Penyakit ini terutama menyerang wanita usia produktif, yakni 15-50 tahun dengan angka kematian yang cukup tinggi.

Namun demikian, lupus juga dapat menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja.

Penyakit lupus dapat menjadi beban sosio-ekonomi bagi masyarakat dan negara karena penanganan lupus memerlukan pengobatan dan penatalaksanaan yang tidak sederhana, dan melibatkan banyak bidang keahlian tertentu.

Selain itu, biaya perawatan atau pengobatan yang harus dikeluarkan relatif mahal dan berlangsung seumur hidup.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah penderita lupus di dunia hingga 2019 mencapai lebih dari lima juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100.000 kasus baru.

Kondisi ini mempengaruhi masyarakat global dari semua kebangsaan, etnis, ras, usia dan jenis kelamin.

Meskipun kondisi ini tidak memiliki batasan, memahami lupus dapat membantu mengendalikan dampaknya.

Untuk itu, penting secara bersama-sama dengan masyarakat global berupaya untuk memastikan bahwa orang dengan lupus didiagnosis dan diobati secara efektif.

Lupus terdiri dari beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering dirujuk masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES).

Lupus dikenal sebagai penyakit "Seribu Wajah" merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini belum jelas penyebabnya.

Lupus juga memiliki sebaran gambaran klinis yang luas, serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam.

Sehingga, seringkali menimbulkan kekeliruan dalam upaya mengenalinya.

Selain itu, lupus dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah.

Meski hingga kini faktor risiko lupus belum diketahui secara jelas, namun faktor genetik, imunologik dan hormonal, serta lingkungan diduga memegang peran penting sebagai pemicu.

Gejala lupus sulit dideteksi

Lupus memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga sulit untuk dideteksi. Tingkat keparahannya pun beragam, mulai dari ringan hingga yang mengancam jiwa.

Gejala lupus dapat timbul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan.

Pasien lupus dapat mengalami gejala yang bertahan lama atau bersifat sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.

Kesulitan dalam upaya mengenali lupus sering kali mengakibatkan diagnosis dan penanganan yang terlambat.

Meski mendiagnosis lupus seringkali sulit karena gejalanya menyerupai gejala penyakit umum lainnya, tetapi tanda utama dari kondisi ini adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu.

Periksa lupus sendiri, perhatikan gejala-gejala lupus

Saluri adalah Periksa Lupus Sendiri, yaitu cara mengenali lupus dalam diri.

Sadari lupus sejak dini dengan mencermati sederet gejala dan tanda tandanya. Penting bagi masyarakat untuk dapat mengenali gejala lupus.

Penanganan yang lebih cepat dipastikan bisa meningkatkan kesejahteraan, kualitas, dan harapan hidup orang dengan lupus (odapus).

Berikut gejala-gejala yang harus diperhatikan:

  1. Demam lebih dari 38 derajat celsius dengan sebab yang tidak jelas
  2. Rasa lelah dan lemah berlebihan
  3. Sensitif terhadap sinar matahari
  4. Rambut rontok
  5. Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
  6. Ruam kemerahan di kulit
  7. Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
  8. Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
  9. Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
  10. Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
  11. Kejang atau kelainan saraf lainnya
  12. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter):
    1. Anemia: penurunan kadar sel darah merah
    2. Leukositopenia: penurunan sel darah putih
    3. Trombositopenia: penurunan kadar pembekuan darah
    4. Hematuria dan proteinuria: darah dan protein pada pemeriksaan urin.

Jika Anda mengalami minimal empat gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di puskesmas atau rumah sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/10/150500865/hari-lupus-sedunia-10-mei-dan-mengenal-apa-itu-lupus

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke