Hal tersebut menurut Ratna, lantaran banyaknya tipe kepribadian pecahan sebagai hasil dari tes yang dilakukan.
"Bahwa hasil tes ini mencerminkan kepribadian kita, dapat diterima. Namun apakah permanen kepribadian kita dari hasil tes yang kita lakukan, hal ini belum tentu dapat dicerminkan," kata Ratna.
Pasalnya, kepribadian seseorang bisa berubah seiring dengan perkembangan waktu.
Ia melanjutkan, seperti dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukan, sebanyak tiga perempat peserta tes mencapai tipe kepribadian yang berbeda saat diuji kembali dalam waktu yang berdekatan.
Baca juga: Tipe Parenting Orangtua Sesuai Kepribadian MBTI, Kamu yang Mana?
"Hal ini merujuk pada apa yang dikatakan oleh Annie Murphy Paul dalam bukunya The Cult of Personality Testing," jelas Ratna.
Kebanyakan hasil dari tes MBTI yang diulang tersebut mengalami perubahan. Padahal, hasil tes yang baik yakni saat dilakukan dalam waktu berdekatan, hasilnya tetap konsisten atau sama.
Menurut Ratna, perubahan hasil tes tersebut bisa juga disebabkan oleh individu yang sudah belajar dan mengubah pilihannya sesuai dengan kepribadiaan yang mereka inginkan.
Oleh karena itu, Ratna mengatakan bahwa hasil pertama tes MBTI bisa digunakan menjadi pedoman.
Sementara jika ingin mengulang tes, lebih baik berjarak cukup lama dan tidak dalam waktu yang berdekatan.
"Karena kalau berdekatan yang terjadi adalah tidak murni tetapi seolah-olah dia ingin menjadi kepribadian yang ia nilai lebih baik. Apalagi item dalam tes sangat mudah untuk dipelajari," terang Ratna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.