Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Kelompok Paling Rentan Terinfeksi Hepatitis Akut Misterius? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 08/05/2022, 08:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hepatitis akut yang tidak diketahui etiologi atau penyebabnya menjadi perhatian dunia usai sejumlah negara melaporkan temuan kasus.

Menyusul sebaran kasus di sejumlah negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun secara resmi menyatakan penyakit ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022.

Adapun di Indonesia, terhitung sudah tiga anak yang meninggal dunia karena diduga terpapar hepatitis akut misterius.

Penyakit hepatitis akut misterius memicu banyak kekhawatiran, lantas siapa saja yang rentan terinfeksi penyakit ini?

Baca juga: Ramai soal Hepatitis Akut Misterius, Akankah Sekolah Kembali Online?

Cenderung menyerang anak

Dokter anak dari klinik spesialis anak KiDi Pejaten, Kurniawan Satria Denta menuturkan, data yang ada menunjukkan pasien hepatitis akut misterius ada di rentang usia 1 bulan sampai 16 tahun.

Artinya, sejauh ini penyakit yang masih belum diketahui penyebab pastinya ini cenderung menyerang kelompok anak-anak.

"Saat ini data yang ada menunjukkan pasien ada pada rentang usia 1 bulan sampai 16 tahun," ujar Denta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/5/2022) malam.

Anak yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta pun belum bisa dipastikan apakah jadi lebih riskan terinfeksi ataukah tidak.

Pasalnya hingga kini, segala hal terkait hepatitis akut misterius termasuk faktor risikonya masih terus di bawah penelitian.

"Kalau untuk itu masih belum konklusif (belum ada kesimpulan), termasuk untuk faktor risiko," imbuh Denta.

Baca juga: Muncul Hepatitis Akut Misterius yang Menular Lewat Saluran Pernapasan, Pakai Masker Tetap Perlu?

Hal senada juga disampaikan oleh Guru Besar Kesehatan Anak bidang Gastrohepatologi Hanifah Oswari.

Hanifah menyampaikan, kasus hepatitis ini cenderung menginfeksi kelompok usia anak-anak.

"Sudah diteliti bahwa kasus tertua itu 16 tahun, enggak ada yang lebih. Ternyata kebanyakan (pasien) itu di bawah 10 tahun," kata Hanifah dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (5/5/2022).

Indonesia sendiri, tiga anak yang diduga meninggal karena hepatitis akut misterius masing-masing berusia 2, 8, dan 11 tahun.

Baca juga: Apakah Hepatitis Akut Misterius Berpotensi Jadi Wabah? Ini Kata Kemenkes

Ilustrasi hepatitis.SHUTTERSTOCK/EMILY FROST Ilustrasi hepatitis.

Kemungkinan pada orang dewasa belum dipastikan

Sementara itu, Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi masih belum memastikan apakah hepatitis akut bisa menyerang orang dewasa ataukah tidak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com