KOMPAS.com - Porter adalah seseorang yang membantu membawakan barang milik orang lain. Pekerjaan ini biasanya ada di hotel, stasiun, bandara, bahkan rumah sakit.
Jelang libur Lebaran, kehadiran porter dinilai sangat membantu bagi pemudik yang kesulitan membawa banyak barang untuk dibawa ke gerbong kereta.
Berikut 5 hal yang perlu diketahui soal porter stasiun.
Baca juga: Viral, Video Bocah Masuk Kolong Jembatan Perlintasan Kereta, Jangan Ditiru!
Dikutip dari Kompas.com, (22/11/2019), Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menyampaikan bahwa tidak ada patokan atau standar khusus untuk tarif jasa porter.
Menurutnya, pendapatan porter stasiun berdasarkan biaya sukarela yang diberikan oleh penumpang kereta api yang menggunakan jada porter.
"Biaasanya penumpang membari uang dengan sukarela, ada yang Rp 20.000 hingga Rp 30.000," ujar Eva.
Meski porter bekerja di lingkungan stasiun kereta api, Eva mengatakan, jasa porter tidak dikelola langsung oleh PT KAI.
Porter disebut memiliki koordinasi kerja sendiri di bawah seorang ketua.
Kendati demikian, Eva menambahkan, bagi siapa saja yang ingin bekerja sebagai porter harus mendaftar ke PT KAI.
Baca juga: Berkah Ramainya Penumpang Jelang Musim Mudik bagi Porter Stasiun Gambir, Penghasilannya Naik...
Selain itu, Eva menyampaikan bahwa porter yang bekerja di lingkungan stasiun memakai seragam porter.
"Porter itu semua ada seragamnya, jadi pastikan itu dibawa oleh petugas. Meski bukan dari kami, tapi tetap ada koordinator-nya, dan tetap harus terdaftar oleh kami," kata Eva.
"Jadi ada pembinaan dari kami juga. Cuma mereka mengelola sendiri, sehingga tidak ada penarifan di sana," lanjutnya.
Pada seragam, tertera nama porter di bagian saku depan, dan tulisan porter di bagian belakang seragam.
Dikutip dari akun Twitter Kereta Api Indonesia, @KAI121, dijelaskan bahwa porter tidak mendapatkan upah tiap bulan dari PT KAI.
"Porter di stasiun berstatus pekerja lepas, sehingga tidak mendapatkan upah tiap bulan. Penghasilan porter bersumber dari komisi yang diberikan oleh pengguna jasanya," tulis akun Twitter @KAI121.
Selamat sore Pak Tama. Porter di stasiun berstatus pekerja lepas, sehingga tidak mendapatkan upah tiap bulan. Penghasilan porter bersumber dari komisi yang diberikan oleh pengguna jasanya. Trims.
— Kereta Api Indonesia (@KAI121) February 20, 2021
Dilansir dari Kompas.com, Senin (25/4/2022), salah satu porter yang bekerja di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Tarno mengaku bersyukur dengan adanya aktivitas mudik Lebaran lagi.
Sebab, hal itu merupakan mata pencahariannya dalam mengais rejeki jelang Lebaran.
"Alhamdulillah, akhirnya diizinkan (mudik) sekarang. Jadi ramai, bisa mencukupi kebutuhan keluarga," ucap Tarno.
Selama 30 tahun menjadi porter atau sejak 1992 Tarno tidak pernah merasakan pendapatannya seseret dua tahun belakangan atau saat pandemi melanda dunia, termasuk Indonesia.
Tarno mengatakan, pengurangan pendapatan saat itu berkurang hampir 90 persen. Terutama saat awal pandemi terjadi.
Namun Tarno enggan menyebut nominal pendapatannya. Dia hanya mengatakan, sebelum pandemi pekerjaan menjadi porter tidak pernah kurang untuk mencukupi keluarganya.
(Sumber: Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya, Singgih Wiryono | Editor: Kahfi Dirga Cahya, Krisiandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.