Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kenapa Manusia Ada yang Masih Percaya pada Mitos?

Kompas.com - 19/04/2022, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Islam Kejawen dikenal sangat erat dengan kepercayaan terhadap mitos. Misalnya saja, ajaran-ajaran sufisme yang telah dikombinasikan dengan ruang lingkup budaya Jawa, seperti ritual, masih dilakukan oleh para penganutnya.

Baca juga: Kearifan Tanah Toraja dalam Kopi Mangiru’ Dolo

Kepercayaan akan memberikan legitimasi pada suatu mitos sehingga para pengikutnya wajib untuk mengamininya. Konsekuensi yang ditanggung pun akan berat apabila tak dijalankan.

Jadi, mau secanggih apa pun zaman, jika sudah berhubungan dengan kepercayaan dan agama, hal tersebut sangat sulit untuk diubah.

Manusia Sudah Sangat Frustrasi

Terkadang, ada beberapa orang yang percaya pada mitos karena sudah sangat frustrasi. Ia menggunakan mitos sebagai media untuk mencapai kesuksesan.

Misalnya saja beberapa waktu lalu sempat heboh penggunaan pawang hujan pada acara MotoGP Mandalika. Bagi kita yang mungkin pernah menyelenggarakan acara besar, pawang hujan terasa sangat familier.

Penggunaan mereka disebabkan karena manusia sudah tak memiliki cara lain agar acara tetap berjalan dengan semestinya. Terlebih, jika acara tersebut berlokasi di ruang terbuka yang rentan terkena hujan.

Tak hanya itu, ada pula manusia yang masih menggunakan jimat agar bisa mencapai kesuksesan. Motifnya pun beragam, misalnya karena sudah ditolak berkali-kali saat melamar pekerjaan atau agar bisnis tetap berjalan lancar.

Sebagai manusia, jika sudah berada di titik terendah, hal apa pun bisa kita lakukan bahkan percaya. Jimat seperti itu memberikan kepercayaan pada mereka yang frustrasi dan memerlukan bantuan.

Mungkin beberapa dari kita akan menganggap hal tersebut tidak logis. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tak semua hal di dunia bisa dijelaskan dengan logika.

Baca juga: Berinovasi Tidak Hanya Soal Bisnis, tetapi Juga Diri Sendiri

Orang-orang yang percaya mitos tak sepenuhnya salah karena hal tersebut sifatnya sangat pribadi. Asalkan, kepercayaan itu tidak mengganggu orang lain.

Jadi, jangan lupa untuk saling menghormati kepercayaan satu sama lain, ya!

Dengarkan kelanjutan kisah tragis Puput bersama kedua temannya dalam serial (Hampir) Tinggal Nama di siniar Tinggal Nama. Ikuti juga siniarnya di Spotify agar kamu bisa mengikuti kisah lengkapnya!

(Hampir) Tinggal Nama adalah original series persembahan Medio by KG Media. Di dalamnya berisi enam kisah penyintas ledakan bom Hotel All Star. Salah satu dari mereka pun dicurigai sebagai dalangnya. Siapakah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com