Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Manusia Ada yang Masih Percaya pada Mitos?

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Salah satu kebudayaan tradisional yang masih lekat di masyarakat adalah mitos. Meskipun zaman dapat dikatakan sudah modern, namun kehadirannya tak lekang oleh waktu.

Mitos pun memiliki bentuk yang beragam, misalnya legenda, pepatah, hingga pantangan. Terkadang, mitos juga dikaitkan dengan religiositas karena mengandung nilai spiritual yang cukup tinggi.

Bahkan, jika dilanggar bisa membawa malapetaka bagi para penganutnya. Namun, Prof. Brian Cronk mengatakan bahwa mitos bisa ada karena otak manusia selalu mencari alasan di balik suatu peristiwa.

Namun, ketika tak mendapat alasan yang jelas, kita cenderung membuat penjelasan aneh lainnya. Hal ini dilakukan agar tak muncul rasa penasaran sehingga terkadang diakhiri dengan mitos.

Foto bertiga adalah salah satu mitos yang masih dipercaya oleh beberapa masyarakat di seluruh dunia. Dalam siniar (Hampir) Tinggal Nama bertajuk "Mitos Bahaya Foto Bertiga" diyakini Puput akan mengalami kesialan karena berada di antara Siska dan Seila saat foto.

Padahal, jika dilihat dari sisi sains, posisi foto dengan nasib tak ada relevansinya. Lantas, mengapa beberapa masyarakat masih percaya pada mitos?

Pengajaran Turun-Menurun

Masyarakat yang mempercayai mitos biasanya mendapatkan pengajaran lewat generasi terdahulu. Para generasi tua menggunakan mitos sebagai sarana pembelajaran.

Kemudian, bak lingkaran yang tak ada ujungnya, pengajaran menggunakan media mitos ini terus diturunkan pada generasi selanjutnya.

Pada zaman dulu, ilmu pengetahuan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, setiap penjelasan terhadap suatu peristiwa atau kejadian sering kali dikaitkan dengan mitos.

Misalnya saja larangan menggunakan baju hijau di Pantai Selatan karena takut diculik oleh Nyi Roro Kidul. Meskipun terdengar aneh, faktanya memakai baju hijau bisa menyulitkan pencarian apabila kita terseret atau tenggelam.

Meskipun dulu tak ada alasan yang logis, tujuan dilakukan larangan tersebut sebenarnya baik. Hanya saja karena minimnya pembuktian ilmiah, mereka tak bisa menjelaskan secara saintis.

Masih Berhubungan dengan Kepercayaan

Selain karena pengajaran, mitos juga sangat erat kaitannya dengan kepercayaan modern. Apalagi, di Indonesia, kepercayaan tradisional masih sangat kental.

Ada beberapa suku yang masih menganut kepercayaan dinamisme dan animisme. Dua kepercayaan inilah yang biasanya memiliki mitos sebagai sumber ajarannya.

Tak hanya dua itu, ada pula agama samawi yang bercampur dengan tradisi. Contohnya seperti Islam Kejawen yang merupakan percampuran budaya antara agama Islam dan kebudayaan asli masyarakat Jawa.

Islam Kejawen dikenal sangat erat dengan kepercayaan terhadap mitos. Misalnya saja, ajaran-ajaran sufisme yang telah dikombinasikan dengan ruang lingkup budaya Jawa, seperti ritual, masih dilakukan oleh para penganutnya.

Kepercayaan akan memberikan legitimasi pada suatu mitos sehingga para pengikutnya wajib untuk mengamininya. Konsekuensi yang ditanggung pun akan berat apabila tak dijalankan.

Jadi, mau secanggih apa pun zaman, jika sudah berhubungan dengan kepercayaan dan agama, hal tersebut sangat sulit untuk diubah.

Manusia Sudah Sangat Frustrasi

Terkadang, ada beberapa orang yang percaya pada mitos karena sudah sangat frustrasi. Ia menggunakan mitos sebagai media untuk mencapai kesuksesan.

Misalnya saja beberapa waktu lalu sempat heboh penggunaan pawang hujan pada acara MotoGP Mandalika. Bagi kita yang mungkin pernah menyelenggarakan acara besar, pawang hujan terasa sangat familier.

Penggunaan mereka disebabkan karena manusia sudah tak memiliki cara lain agar acara tetap berjalan dengan semestinya. Terlebih, jika acara tersebut berlokasi di ruang terbuka yang rentan terkena hujan.

Tak hanya itu, ada pula manusia yang masih menggunakan jimat agar bisa mencapai kesuksesan. Motifnya pun beragam, misalnya karena sudah ditolak berkali-kali saat melamar pekerjaan atau agar bisnis tetap berjalan lancar.

Sebagai manusia, jika sudah berada di titik terendah, hal apa pun bisa kita lakukan bahkan percaya. Jimat seperti itu memberikan kepercayaan pada mereka yang frustrasi dan memerlukan bantuan.

Mungkin beberapa dari kita akan menganggap hal tersebut tidak logis. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tak semua hal di dunia bisa dijelaskan dengan logika.

Orang-orang yang percaya mitos tak sepenuhnya salah karena hal tersebut sifatnya sangat pribadi. Asalkan, kepercayaan itu tidak mengganggu orang lain.

Jadi, jangan lupa untuk saling menghormati kepercayaan satu sama lain, ya!

Dengarkan kelanjutan kisah tragis Puput bersama kedua temannya dalam serial (Hampir) Tinggal Nama di siniar Tinggal Nama. Ikuti juga siniarnya di Spotify agar kamu bisa mengikuti kisah lengkapnya!

(Hampir) Tinggal Nama adalah original series persembahan Medio by KG Media. Di dalamnya berisi enam kisah penyintas ledakan bom Hotel All Star. Salah satu dari mereka pun dicurigai sebagai dalangnya. Siapakah?

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/19/170000065/kenapa-manusia-ada-yang-masih-percaya-pada-mitos-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke