Siklus reproduksi dari ikan Arapaima sangat bergantung pada banjir musiman yang terjadi di Amazon.
Ketika banjir air sungai akan meluap ke daratan, Arapaima akan menyebar ke daratan yang terendam dan mencari tempat bersembunyi dengan level oksigen yang rendah bagi beberapa ikan.
Lalu, ketika debit air sungai sedang rendah, ikan tersebut akan membangun sarang di permukaan yang berpasir untuk menyimpan telur.
Kemudian, setelah ikan betina menyimpan telur tersebut, ikan jantan akan mengambil dan mengerami ribuan telur itu di dalam mulutnya serta menjaganya dengan agresif.
Telur-telur tersebut mulai menetas dan berkembang ketika permukaan air sungai mulai naik.
Baca juga: Bahaya Memberikan Makan Kucing dengan Tulang Ikan
Dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Indonesia masuknya ikan Arapaima diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif, yaitu spesies asli atau bukan yang mengkolonisasi suatu habitat secara masif sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap ekologi, sosial, dan ekonomi.
Selain itu, juga diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014 tentang larangan pemasukan jenis ikan berbahaya dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia.
Menteri KKP kala itu, Susi Pudjiastuti mengungkapkan bahwa Arapaima merupakan ikan predator yang berbahaya jika beredar di perairan Indonesia.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Suntik DNA Ikan Salmon yang Dilakukan Krisdayanti
Ikan tersebut dapat mengurangi jumlah ikan di sungai dan danau. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah tangkapan ikan warga dan nelayan.
“Bisa betul-betul menghabisi sumber daya ikan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya dalam gelaran konferensi pers yang dilaksanakan secara teleconference di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Susi mengharapkan pemerintah untuk menindak tegas para pembudidaya ikan Arapaima, karena akan membahayakan populasi ikan lokal.
"Tolong apa aturan yang bisa dipakai untuk menjerat karena kalau tidak, ikan lokal bisa habis gara-gara ikan Arapaima,” jelas Susi.
Baca juga: Apakah Ikan Bisa Tenggelam?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.