Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Aeroflot 593 Jatuh, 75 Orang Meninggal

Kompas.com - 23/03/2022, 11:30 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 28 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 23 Maret 1994, maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot dengan nomor penerbangan 593 jatuh di perbukitan Siberia.

Dilansir dari Dailymail, pesawat tersebut mengalami kecelakaan setelah dua anak dari pilot pendamping diizinkan untuk bermain di ruang kemudi pesawat (kokpit).

Akibatnya, salah satu dari anak tersebut mematikan kontrol mode autopilot yang membuat pesawat kembali ke mode normal.

Namun, saat pilot dan kopilot berusaha memegang kembali kendali pesawat, hal itu sudah terlambat.

Penerbangan dari Moskwa ke Hong Kong tersebut akhirnya mengalami kecelakaan dengan menabrak pegunungan yang berada di bawahnya dan menewaskan 75 orang.

Baca juga: Apa yang Harus Diketahui dari Kecelakaan Pesawat Terbang?

Penerbangan Aeroflot 593

Dilansir dari SimpleFlying, pesawat beregristasi F-OGQS itu sejatinya baru beroperasi pada akhir 1992.

Penerbangan Aeroflot 593 menggunakan pesawat Airbus A310 dengan rute penerrbangan Bandara International Sheremetyevo, Moskwa, Rusia ke Bandara Kai Tak di Hong Kong.

Pesawat tersebut membawa 63 penumpang (40 warga negara Rusia dan 23 orang asing), sembilan pramugari dan tiga pilot.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat di London, 118 Orang Meninggal Dunia

Awal mula insiden kecelakaan Aeroflot 593

Pesawat penumpang milik maskapai Rusia, termasuk Aeroflot dan Rossiya, diparkir di Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskwa, Rusia, Selasa (1/3/2022). Sejumlah pria Rusia dilaporkan memilih pergi ke luar negeri setelah ada kabar adanya wajib militer. REUTERS/Marina Lystseva Pesawat penumpang milik maskapai Rusia, termasuk Aeroflot dan Rossiya, diparkir di Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskwa, Rusia, Selasa (1/3/2022). Sejumlah pria Rusia dilaporkan memilih pergi ke luar negeri setelah ada kabar adanya wajib militer.

Insiden kecelakaan tersebut bermula ketika dua anak dari pilot pendamping Yaroslav Vladimirovich Kudrinsky diizinkan untuk bertemu dengan ayahnya di area kokpit.

Kedua anaknya itu, yakni anak laki-laki bernama Eldar yang masih berusia 15 tahun dan anak perempuan bernama Yana yang saat itu masih 12 tahun.

Melalui transkrip dari perekam suara yang berada di kokpit, Yaroslav memperbolehkan kedua anaknya untuk bermain dengan kontrol pesawat di ruang kokpit.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang?

Pada waktu Yana memegang kendali pesawat, ayahnya ikut mengontrolnya dengan menyesuaikan arah autopilot untuk memutar pesawat tersebut.

Waktu anak perempuan Yaroslav memegang kendali pesawat mode autopilot masih tetap aktif. Kemudian, putranya yang bernama Eldar juga ikut melakukan yang sama dengan Yana.

Akan tetapi, saat Eldar memegang kendali, dia tak sengaja melepaskan mode autopilot pada pesawat tersebut.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat Cureng, Digunakan untuk Menumpas PKI di Madiun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com