KOMPAS.com - Mata minus dapat diderita oleh siapa saja dari segala umur.
Kendati demikian, anak-anak dan orang dewasa lebih sering mengalami gejala rabun jauh.
Mata minus atau rabun jauh (miopi) merupakan gangguan penglihatan yang menyebabkan benda jauh terlihat kabur.
Sebaliknya, penderita mata minus ini justru bisa melihat benda dekat dengan baik.
Di kalangan masyarakat, penyebab rabun jauh ini sering dikaitkan dengan kurangnya asupan vitamin A.
Baca juga: Benarkah Air Mata Baik untuk Kulit dan Bisa Menghilangkan Jerawat?
Lantas, benarkah mengonsumsi vitamin A dapat mengurangi mata minus?
Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan dr Dien Kalbu Ady mengatakan, mata minus disebabkan cahaya difokuskan di depan retina.
Seharusnya, cahaya tersebut difokuskan tepat di retina sebagaimana penglihatan normal.
“Mata minus terjadi karena permukaan bola mata yang memanjang atau melengkung sehingga cahaya difokuskan di depan retina,” jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (18/3/2022).
Baca juga: Benarkah Perempuan dengan Mata Minus Tidak Boleh Melahirkan Normal?
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab atau dapat meningkatkan risiko mata minus.
Di antaranya yakni faktor keturunan, kebiasaan membaca terlalu dekat, serta penggunaan smartphone, komputer, atau laptop yang terlalu lama.
Adapun kekurangan vitamin A dan D juga bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko mata minus.
Baca juga: Sering Menatap Layar Laptop, Ini 6 Cara Menjaga Kesehatan Mata
Sebuah penelitian mengatakan bahwa seseorang yang mengalami kekurangan vitamin A dan D berisiko mengalami mata minus.
Kendati demikian, Dien menegaskan, hingga saat ini belum ditemukan obat atau suplemen untuk mengobati mata minus, termasuk obat atau suplemen yang mengandung vitamin A.