Penduduk mengatakan, kebijakan virus jungkat-jungkit pemerintah telah menciptakan kebingungan dan kekacauan.
Wilayah berpenduduk 7,4 juta ini berada dalam cengkeraman gelombang Omicron yang telah membebani sistem perawatan kesehatannya saat rumah sakit mencapai kapasitas maksimum.
Peti mati hampir habis dan kamar mayat begitu penuh sehingga mayat harus disimpan sementara dalam wadah berpendingin.
Sebagian besar yang meninggal adalah pasien lanjut usia, yang sebagian besar tidak divaksinasi secara lengkap.
Baca juga: 3 Cara Membedakan Gejala Sakit Kepala Biasa dan akibat Covid-19 Omicron
China melaporkan kematian akibat Covid-19 pertamanya dalam lebih dari setahun pada Sabtu (19/3/2022).
Pada 2021, China hanya melaporkan dua kematian akibat Covid-19, yaitu pada 25 Januari.
Negara ini mempertahankan pendekatan "pembebasan dinamis" yang bertujuan untuk memotong transmisi sesegera mungkin.
Baca juga: Persyaratan Terbaru Naik Kereta Api Antarkota Mulai 9 Maret 2022
Langkah ini dilakukan dengan pembatasan cepat dan skema pengujian besar-besaran.
Pejabat senior di Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, penyebab langsung kematian kedua orang adalah komorbid dan belum divaksin, dikutip dari Channel News Asia.
Satu korban berusia 87 tahun dan yang lainnya berusia 65 tahun.
Kematian terbaru meningkatkan jumlah kumulatif China menjadi 4.638.
China melaporkan 2.228 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi untuk Jumat (18/3/2022), turun dari 2.416 sehari sebelumnya.
Baca juga: Apakah PCR Bisa Mendeteksi Varian Omicron?