Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-ciri Penyakit Ginjal dan Cara Pencegahannya

Kompas.com - 19/03/2022, 20:30 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit ginjal adalah salah satu penyakit dengan angka kematian ke-10 tertinggi di Indonesia. Angka kematian akibat penyakit ini mencapai 42.000 per tahun.

Dikutip dari laman Kemenkes, ginjal adalah organ yang berfungsi membuang sisa metabolisme dalam tubuh.

Semua proses dalam tubuh akan dibuang melalui hati dan ginjal, pembuangan dari ginjal disalurkan melalui urin. Sedangkan pembuangan dari hati melalui anus.

Selain memproduksi urin, ginjal juga berfungsi sebagai keseimbangan cairan. Contohnya, saat suhu udara dingin, tubuh akan sering buang air kecil. Saat suhu udara panas, tubuh merasa kekurangan cairan.

Lantas, apa itu penyakit ginjal, jenis, faktor risiko, hingga gejalanya?

Baca juga: Penyakit Ginjal, Apa Saja Ciri Awalnya?

Jenis-jenis penyakit ginjal

Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr. Zulkhair Ali mengatakan, kalau ginjal tidak berfungsi, maka akan terjadi gagal ginjal.

Ia menyebut penyakit ginjal yang umum dialami adalah:

  1. Batu ginjal
  2. Infeksi ginjal
  3. Radang ginjal
  4. Ginjal karena diabetes
  5. Ginjal karena hipertensi
  6. Ginjal karena lupus
  7. Ginjal karena polikistik.

Penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan fungsi ginjal. Fungsi ginjal dapat dibagi dua, umumnya yaitu gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik.

Kemudian pada penyakit ginjal kronik ada fase yang dinamakan akut on kronik

“Yang menarik adalah pada penyakit ginjal akut, gejala pada pasien terlihat berat sekali tapi bisa sembuh sempurna. Sedangkan penyakit ginjal kronik itu pasien tidak merasakan apapun, tidak ada gejala, tapi ketika sudah berat akhirnya harus cuci darah dan tidak bisa disembuhkan kembali,” katanya, dalam konferensi pers secara virtual Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Kamis (17/3).

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Ginjal dan Fungsinya

Gejala penyakit ginjal kronis

Penyebab penyakit ginjal yang paling sering terjadi adalah hipertensi, diabetes, dan radang ginjal.

Sementara untuk gejala penyakit ginjal kronis, antara lain:

  1. Mual
  2. Gatal-gatal
  3. Sesak napas
  4. Anemia
  5. Hipertensi.

Gejala ini baru muncul setelah tahap lanjut atau pada stadium lanjut. Pada stadium awal gejala sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa.

Pemeriksaan secara berkala, secara rutin terutama bagi faktor risiko menderita penyakit ginjal, antara lain:

  1. Usia di atas 50 tahun
  2. Penderita diabetes
  3. Penderita hipertensi
  4. Perokok
  5. Obesitas
  6. Riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal.

“Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun,” ucapnya.

Dikutip dari Kompas.com, (20/10/2021), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam mengatakan, pada stadium awal maka penyakit ginjal bisa muncul bahkan tanpa gejala.

"Untuk stadium awal bisa tanpa gejala. Untuk yang punya hipertensi, kencing manis, asam urat, riwayat kencing batu harus rutin cek urin dan fungsi ginjal," ujar Ari.

Baca juga: 4 Makanan Penyebab Gagal Ginjal yang Harus Dihindari

Stadium penyakit ginjal

Dikutip dari Medicinet, penyakit ginjal, gejala dan komplikasi bisa muncul seiring dengan kemajuan stadium penyakit ini.

Stadium pada penyakit ginjal, yakni:

1. Stadium 1 (kehilangan fungsi ginjal normal atau minimal)

Kerusakan ginjal sangat ringan dengan GFR 90 mL/min/1.73 m2 atau lebih.

Pada tahap ini tak ada gejala yang muncul namun mungkin ada indikasi kerusakan ginjal dalam tes seperti adanya protein pada urin atau perubahan fisik ginjal pada sonogram.

2. Stadium 2 (fungsi ginjal berkurang ringan atau sedang)

Pada tahap ini kerusakan ginjal ringan dengan GFR antara 60 dan 89ml/menit/1.73 m2.

Tingkat filtrasi ginjal sedikit di bawah standar.

Pada tahap ini tak ada gejala yang muncul, namun indikasi tertentu mungkin menjadi lebih jelas seperti adanya protein dalam urin atau muncul kerusakan fisik pada ginjal.

Baca juga: Dampak Batu Ginjal dan Penyakit yang Bisa Ditimbulkan

3. Stadium III (kehilangan fungsi ginjal sedang sampai berat)

Tahap ini, ginjal tak bekerja secara efisien sebagaimana seharusnya.

GFR, yakni antara 30 dan 59 ml/menit/1.73 m2.

Gejala tahap ini mulai terlihat jelas seperti kelelahan, pembengkakan tangan dan kaki, sakit punggung, sering atau jarang buang air kecil, tekanan darah tinggi.

4. Stadium IV (fungsi ginjal sangat berkurang)

Pada tahap ini ginjal rusak parah dengan GFR antara 15 dan 29 m/menit/1.73 m2.

Gejala yang muncul seperti kelelahan, bengkak dan sakit punggung yang bisa memburuk dan mengakibatkan komplikasi seperti anemia, tekanan darah tinggi dan penyakit tulang.

5. Stadium V (gagal ginjal)

Ginjal mendekati atau gagal total dengan GFR kurang dari 15 ml/menit/1.73 m2.

Pada tahap ini gejala terlihat jelas seperti kehilangan nafsu makan, muntah, mual, kram otot, bengkak di tangan dan kaki, sakit punggung, buang air kecil lebih atau kurang dari biasanya, sulit tidur, susah bernapas, dan kulit gatal.

Pada pasien gagal ginjal maka membutuhkan cuci darah atau transplatasi ginjal untuk hidup.

Baca juga: Dampak Batu Ginjal dan Penyakit yang Bisa Ditimbulkan

Cara pencegahan penyakit ginjal

Perlu dilakukan pencegahan dengan deteksi sedini mungkin terhadap penderita penyakit ginjal.

Pencegahan idealnya dilakukan dari fase normal, yakni menskrining orang-orang yang tidak sakit untuk mengetahui apakah ada faktor risiko terjadinya penyakit ginjal atau tidak.

Saat sudah ditemukan faktor risiko, maka langkah selanjutnya harus menurunkan faktor risiko tersebut.

Skrining juga dilakukan terhadap pasien-pasien yang sedang mengalami penyakit ginjal.

“Kemudian kalau sudah terjadi kerusakan kita harus melakukan pengobatan, baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya nya maupun mengobati komorbid yang ada,” ucap dr. Zulkhair.

Namun, apabila sudah terjadi gagal ginjal maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.

 

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal

Deteksi dini

Pemerintah telah menyediakan layanan untuk deteksi dini bagi masyarakat minimal setiap 1 tahun sekali baik itu di tingkat RT maupun RW.

Layanan tersebut dalam bentuk Posyandu untuk usia produktif dan Lansia.

“Deteksi dini paling minimal satu tahun sekali. Seluruh masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan itu, termasuk juga pengobatan dan konseling untuk faktor risiko penyakit ginjal,” kata Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kemenkes dr. Theresia Sandra Diah Ratih.

Dia mengatakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menunjuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai koordinator untuk pengembangan jejaring rumah sakit untuk pelayanan penyakit ginjal.

“Kita sudah mencoba membuat jejaring rumah sakit untuk pelayanan penyakit ginjal, dan beberapa rumah sakit diharapkan bisa mengampu rumah sakit – rumah sakit daerah untuk bisa memampukan dirinya lebih baik,” kata dr. Theresia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com