Permasalahan kemudian kembali berlanjut, di mana kini, minyak goreng seolah menjadi barang langka.
Di lapangan, stok minyak goreng di berbagai ritel modern seringkali kedapatan kosong. Pun yang terjadi di Pasar Tradisional.
Dikutip dari Kompas.id, Abdullah seorang pemilik warung makan di Tanah Abang, mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng satu pekan terakhir.
Ia mengatakan, agen minyak goreng yang biasa memasok rutin 10 liter per tiga hari, kini hanya mampu memenuhi kebutuhan warungnya dua sampai tiga liter.
Sementara itu, dikutip Kompas.com, Kamis (10/3/2022) fenomena langkanya minyak goreng ini bahkan memunculkan fenomena baru yakni fenomena jasa titip.
Baca juga: Minyak Goreng Satu Harga, Ini Kontak Aduan dan Sanksi bagi Pelanggar
Oke mengeklaim sebenarnya minyak goreng tidak langka. Namun menurutnya yang terjadi adalah minyak goreng murah yang susah didapatkan.
"Minyak goreng ini enggak langka, tersedia hanya saja masalah yang dituntut di masyarakat itu adalah mana minyak goreng yang harganya Rp 14.000, mana yang Rp 13.500, dan mana yang Rp 11.500," ujar Oke dikutip dari Kompas.com, 9 Maret 2022.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, kemungkinan munculnya kelangkaan karena adanya kebocoran industri yang kemudian menjual dengan harga tak sesuai patokan pemerintah.
Selain itu menurutnya adanya oknum yang menimbun dan menyelundupkannya ke luar negeri.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Rp 14.000, Imbauan Mendag, dan Sanksi jika Nekat Menaikkan Harga
(Sumber: Kompas.com/Elsa Catriana | Editor Yoga Sukmana, Akhdi Martin Pratama)