Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Danau Warna Pink di Australia, Peneliti Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 14/03/2022, 16:45 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Warna pink pada sebuah danau terpencil di sebelah barat Australia selama ini menjadi misteri.

Namun, sebuah penelitian baru mengungkap jika warna pink tersebut muncul akibat percampuran bakteri dan alga yang berwarna-warni.

Dikutip dari NewScientist, Danau Hillier terletak di Middle Island, sebelah selatan lepas pantai Australia Barat.

Ukuran panjang danau sekitar 600 meter, lebar 250 meter, dan kadar garam yang sangat tinggi, yakni delapan kali lebih asin daripada lautan.

Apa penyebab warna danau ini berwarna merah muda atau pink?

Baca juga: Danau Hillier, Danau Berwarna Merah Muda di Australia

Temuan peneliti

Scott Tighe dari University of Vermont di Burlington tertarik akan danau tersebut, setelah melihat sebuah tayangan televisi.

"Saya pikir ini menakjubkan. Saya perlu ke sana dan mengambil sampel darinya (danau Hillier)," katanya.

Tighe adalah salah satu pendiri atau co-founder dari Extreme Microbiome Project (XMP), sebuah proyek kolaborasi yang mencari lingkungan-lingkungan ekstrem di seluruh dunia, untuk mencari dan menemukan mikroba baru dan unik.

Dia satu tim dengan Ken McGrath di Microba, perusahaan berbasis genom microbia di Brisbane Australia, yang mengunjungi Danau Hillier untuk mengumpulkan sampel air dan sedimen.

Tighe, McGrath, dan koleganya menganalisis sampel menggunakan teknik yang disebut metagenomics, yang melakukan sekuensi dari seluruh DNA di satu sampel lingkungan sekaligus.

Melalui komputer bertenaga mereka mengejar dan mengecek genom dari individu mikroba.

Baca juga: Fenomena Hujan Es di Sejumlah Daerah, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Mikroba yang berwarna-warni

Dari hasil analisis, mereka mengungkap Danau Hillier mengandung hampir 500 organisme extremophiles, organisme yang tinggal di lingkungan ekstrem, termasuk bakteri, alga, dan virus.

Kebanyakan dari organisme itu adalah halophiles, sub-grup dari extremophiles yang dapat hidup di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi.

Beberapa dari organisme halophiles itu adalah mikroba yang berwarna-warni seperti bakteri ungu sulfur, Salinibacter yang mana bakteri merah oranye, dan alga berwarna merah, Dunaliella salina.

Tighe mengatakan, percampuran dari mikroba-mikroba ini dan mikroba lain menjelaskan warna pink dari danau tersebut.

Alasan mengapa mikroba berwarna-warni adalah pigmen warna ungu, merah, dan oranye yang mereka miliki, dikenal sebagai karotenoid, yang menyediakan perlindungan melawan kadar garam yang sangat ekstrem.

Beberapa mikroba yang ditemukan di danau Hillier tampak baru bagi dunia sains, tetapi mereka perlu untuk dikarakterisasi secara lengkap.

Baca juga: Dinilai Membahayakan, Api di Pintu Neraka Akan Dipadamkan

Meneliti di lingkungan ekstrem

Peneliti XMP juga mengambil sampel di lingkungan ekstrem di tempat lain, seperti kawah gas Darvaza di Turkmenistan, yang mana dikenal sebagai "Gerbang Neraka".

Kemudian lembah kering di Antartika, danau yang berada di 3,5 kilometer di laut lepas sebelah barat Greenland, hingga gua di Romania.

Tim saat ini berencana menyampel Danakil di Ethiopia, yang mana mengandung uap panas beracun, dan Danau Magic di Australia, yang disebut keasamannya hampir menyerupai asam baterai, kata Tighe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com