Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Bahar dan Pembunuhan Demokrasi oleh Pasukan Sipil

Kompas.com - 14/03/2022, 13:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SERANGAN konten pasukan siber kadang membuat jera, kapok para korbannya. Aspek jera itu bisa dikaitkan dengan metode serangan dengan materi informasi tendensius, pelecehan, dan intensitas tinggi.

“Serangan mematikan” pernah dialami oleh ekonom senior Indonesia sekaligus mantan menteri bidang ekonomi masa Presiden Megawati Soekarnoputri, Kwik Kian Gie.

Ketika menyampaikan pandangan kritis terhadap kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo, respons para influenser maupun buzzer mengejutkannya dan membuat dia terdiam, tidak berani bersikap kritis lagi terhadap rezim saat ini. Seperti diunggah dalam twitter miliknya pada 6 Februari 2021.

"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil. Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritik tajam. tidak sekalipun ada masalah," tulis Kwik Kian Gie.

Survei Digital Civility Index/DCI terhadap 16.051 responden berusia 18-74 tahun di 32 negara pada 22 April - 15 Mei 2020 menunjukkan, indeks kesopanan digital (DCI) di Indonesia paling buruk se-Asia Pasifik pada 2020. Skornya mencapai 76 poin.

 

Baca artikel sebelumnya: Bahar dan Ruang Publik Acakadut!

Elemen terburuk yang paling besar adalah hoaks dan penipuan sebesar 47 persen, ujaran kebencian sebesar 27 persen, diskriminasi 13 persen (Microsoft.com, Februari 2021, dikutip dari https://databoks.katadata.co.id).

“Apa yang menjadikan dengungan dari media sosial begitu bising, memekakkan, dan membuat korban jantungan?” tanya Bahar kepada dosennya.

Serangan dalam bentuk trolling atau pelecehan dan laporan massal atau bertubi-tubi dan serempak menumbuhkan kesan sesuatu persoalan di-blow up secara masif.

Samantha Bradshaw,dkk dalam Computational Propaganda Research Project, 2020, menunjukkan, terdapat tujuh negara yang para pasukan sibernya menerapkan laporan konten dan akun secara massal, operasionalnya dikurasi oleh manusia maupun otomatis atau mesin.

Di luar metode serangan massal, strategi lain yang lebih banyak dipakai oleh 76 negara, mereka menerapkan disinformasi dan manipulasi media untuk menyesatkan pengguna, kemudian trolling terhadap kawan politik, jurnalis, dan orang-orang kritis (59 negara).

Kapasitas organisasi, anggaran, dan taktik propaganda menentukan berapa besar efektivitas serangan pasukan siber.

Di Indonesia dan negara-negara lain terdapat “pasukan siber” yang permanen dan temporer.

Pasukan temporer ini bekerja pada isu-isu penting tertentu, misalnya, momentum pemilihan umum atau momentum besar lainnya.

Sementara pasukan yang permanen bekerja sepanjang dipakai rutin oleh pengguna, di antaranya pemerintah dan partai politik.

Dalam pasukan disinformasi yang kuat dari segi dukungan dana dan organisasi, aspek laporan massal menjadi prioritas agar pola kerjanya cepat dan tepat sasaran.

Mengutip dokumen pemerintah Venezuela, 2018, yang bocor ke publik, Computational Propaganda Research Project, 2020 menunjukkan model kerja militer yang diterapkan kepada pasukan siber.

Baca artikel sebelumnya: Bahar dan Pasukan Siber

Setiap kru bisa mengelola 23 akun. Pasukan itu dibagi dalam sub-sub kelompok yang bervariasi dari sepuluh orang, 50 orang, 100 orang (battalion), dan 500 orang (brigade), yang bisa mengoperasikan 11.500 akun.

Kapasitas pasukan siber ditentukan oleh kekuatan penopang dana. Catatan dari riset itu, ada pengeluaran besar dari pemerintah tertentu untuk mendanai perusahan swasta sebagai operator propaganda.

Terdapat tiga kategori kapasitas pasukan siber:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com