Sekilas, reaksi tersebut seperti bentuk emosi kemarahan yang muncul. Namun emosi tersebut ternyata dipicu oleh sistem otak yang terganggu akibat mengonsumsi steroid anabolik.
Kendati demikian, belum ada data yang akurat tentang seberapa umum kondisi tersebut terjadi kepada mereka yang mengonsumsi steorid anabolik.
Namun, mereka yang mengonsumsi steorid anabolik kerap memiliki emosi yang mudah meluap.
Biasanya dari sikap yang ditimbulkan bertingkat, mulai dari agak lebih tegas, naik ke satu tingkat selanjutnya menjadi agresif, kemudian naik ke tingkat berikutnya yang menyebabkan roid rage.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, Kenaikan Harga Pangan Global, dan Ancaman Kelaparan Dunia
Selain itu, orang yang mengonsumsi steorid anabolik memiliki perilaku yang lebih tegas, agresi, dan bersikap mudah terus terang.
Bahkan reaksi penggunaan steorid anabolik bisa berujung pada kemarahan yang mudah muncul.
Di beberapa kasus, penggunaan steorid anabolik ini menjelaskan dorongan untuk melakukan tindakan yang parah. Misalnya dalam kasus pelaku pembunuhan dengan perilaku penyimpangan ekstrem ayng dimiliki pelaku.
Hal tersebut menunjukkan adanya gangguan psikiatris lantaran mengonsumsi obat-obatan jenis tertentu, seperti steroid.
Pasien yang mengonsumsi streorid dalam dosis yang tinggi dan waktu yang lama lebih berpotensi mengalami roid rage.
Baca juga: Perang Rusia Ukraina Bisa Pengaruhi APBN dan Picu Inflasi, Benarkah?
Mereka yang menonsumsi steorid dapat dikenali dari beberapa perubahan fisik, di antaranya:
Biasanya steorid anabolik ini dikonsumsi oleh binaragawan untuk menaikkan massa otot mereka.