Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Bahar dan Pasukan Siber

Kompas.com - 12/03/2022, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TOPIK soal siapa yang bisa mengacak-acak ruang publik menjadi diskusi seksi di dalam ruang kelas yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai daerah.

Mereka penasaran bagaimana ruang yang menjadi arena publik berwacana, berdiskusi, bisa dikendalikan isu-isunya sesuai order dan visinya menyesuaikan kepentingan user yang mengontrak para pasukan siber (cyber troop).

Ruang publik yang dimaskud dalam diskusi kali ini adalah ruang publik kontemporer yang direpresentasikan oleh media publik, media privat, dan media sosial.

Bahar, begitu sapaan mahasiswa yang aktif mengajak diskusi, menyoal bagaimana media publik komersial mainstream (online media), media sosial popular milik privat (WhattAps), media sosial “semi publik” (Twitter, Instagram, Facebook, dll) bisa menjadi arena propaganda untuk kepentingan sektoral para user, baik pengguna dari kalangan pemerintah maupun swasta.

Baca juga: Bahar dan Ruang Publik Acakadut!

Apakah ini fenomena spesifik di Indonesia atau terjadi juga di seluruh dunia? tanya Bahar.

Dalam menjawab pertanyaan tersebut, dosen menyampaikan ringkasan laporan Computational Propaganda Research Project yang diinisasi Oxford Internet Institute dan University of Oxford, ditulis oleh Samantha Bradshaw dan Philip N. Howard bertajuk Industrialized Disinformation 2020 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation.

Laporan riset yang sama diterbitkan sebelumnya dengan judul The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation, ditulis oleh Samantha Bradshaw dan Philip N. Howard.

Pasukan siber

Dalam laporan 2019 dan 2020, terminologi para pendengung (buzzer) di ruang publik dibahasakan dengan diksi “cyber troops”, yang bisa dimaknai sebagai orang yang menyebarkan propaganda politik secara online, terutama di media sosial.

Makna lainnya, pemerintah menggunakan pasukan siber untuk mendiskreditkan lawan politik, mengubur pandangan yang berlawanan, dan mencampuri urusan luar negeri (https://www.macmillandictionary.com).

Samantha Bradshaw, dkk dalam laporan itu mengartikan pasukan siber adalah aktor pemerintah atau partai politik yang bertugas memanipulasi opini publik secara online (Bradshaw & Howard, 2017).

Aktor pemerintah atau partai bisa ditafsirkan pegawai tetap di pemerintah atau di partai, atau perorangan atau lembaga pengelola informasi atau perusahaan yang dikontrak untuk mengelola dan memanipulasi informasi untuk kepentingan user atau pengguna.

Karena itu status pasukan siber dan anggarannya bisa bersifat permanen dan temporal.

Penelitian mereka sejak 2016, dengan objek riset organisasi formal pasukan dunia maya di seluruh dunia, dan bagaimana para aktor ini menggunakan propaganda komputasi untuk tujuan politik.

Laporan 2019 sebagai hasil riset terhadap kegiatan pasukan siber di 70 negara, sementara laporan 2020 mencakup kegiatan pasukan siber pada 81 negara.

Pasukan siber di negara-negara yang menjadi objek riset terakhir adalah Angola, Argentina, Armenia, Australia, Austria, Azerbaijan, Bahrain, Belarusia, Bolivia, Bosnia & Herzegovina, Brasil, Kamboja, Cina, Kolombia, Kosta Rika, Kroasia, Kuba, Ceko Republik, Ekuador, Mesir, El Salvador, Eritrea, Ethiopia, Georgia, Jerman, Ghana, Yunani, Guatemala, Honduras, Hongaria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Tren
Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com