Pembatasan tersebut diharapkan agar Rusia tidak lagi memperoleh pendapatan dari pasar AS.
Selain itu, AS melakukan pembatasan ekspor teknologi kelas tinggi untuk pertahanan dan keamanan Rusia.
Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?
Hal tersebut bertujuan agar menjauhkan militer Rusia dari teknologi yang dikembangkan AS.
Dilansir dari Kompas.com (28/2/2022), AS telah membatasi dua bank terbesar Rusia, dan hampir 90 anak perusahaan lebaga keuangannya di seluruh dunia pada Kamis (24/2/2022).
Kedua perusahaan itu adalah Saham Gabungan Publik Sberbank of Russia (Sberbank) dan Perusahaan Saham Gabungan Publik VTB Bank (VTB Bank).
AS bersama sekutunya telah memblokir akses bank-bank RusIa tertentu ke SWIFT. Hal ini menghalangi Rusia dari sistem keuangan global.
Baca juga: Perundingan Perdana Rusia-Ukraina Buntu, Akankah Ada Pertemuan Kedua?
Perdanan Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengumumkan 10 poin sanksi terhadap Rusia.
Sanksi tersebut termasuk pembekuan aset dua bank terbesar Rusa dan memblokir perusahan-perusahaan Rusia untuk berbisnis di Inggris.
Maskapai penerbangan nasional Rusia Aeroflot juga mendapatkan larangan terbang dan mendarat di bandara wilayah Inggris.
Larangan tersebut juga berlaku untuk semua jet pribadi Rusia.
Baca juga: Alasan Mengapa Rusia Rebut Chernobyl dari Ukraina
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan bahwa Kanada akan menjatuhkan sanksi "baru dan berat" terhadap individu dan entitas yang dianggap bertanggung jawab atas serangan Rusia di Ukraina.
Pada siaran pers Kamis (24/2/2022) sanksi tersebut meliputi:
Kemudian Kanada melakukan pembatasan ekspor ke Rusia dengan menghentikan izin ekspor baru dan membatalkan izin ekspor yang sah.
Kanada juga mendukung pemotongan beberapa bank Rusia dari jaringan keuangan SWIFT.
Baca juga: Daftar Negara Terbesar di Dunia, Rusia Capai 11 Persen Daratan Dunia