Riset dari Bloomberg menunjukkan 49 persen pekerja generasi millenial dan Gen Z di AS memilih mengundurkan diri jika tidak diberi opsi kerja jarak jauh.
Di Indonesia, konon sejumlah start-up menawarkan opsi WFH untuk menggaet pekerja dari perusahaan saingan yang sudah mengharuskan WFO kembali.
Oleh karena itu, mau tak mau, kita harus makin paham cara berkomunikasi secara virtual.
Besar kemungkinan, isu-isu yang ada akan terus eksis hingga era rapat virtual dengan avatar di metaverse tiba.
Disadari atau tidak, banyak yang merasakan kepungan rapat virtual membuat proses komunikasi di dunia kerja jadi semakin melelahkan.
Mungkin sekilas terdengar aneh, karena kita tidak banyak menghabiskan waktu untuk bergerak. Akan tetapi, kenapa kerja jarak jauh bisa terasa lebih melelahkan?
Salah satu penjelasan paling komprehensif soal fenomena ini berasal dari riset Jeremy Bailenson, Profesor Komunikasi sekaligus Founding Director Stanford Virtual Human Interaction Lab (VHIL).
Bailenson mengidentifikasi empat alasan mengapa rapat virtual via video dengan waktu yang lama bisa menimbulkan perasaan lelah atau zoom fatigue.
Pertama, kontak mata yang tidak natural dan eksesif. Berbeda dengan rapat tatap muka langsung, mata kita mengalami input yang berbeda-beda.
Akan tetapi, dalam video call, semua orang melihat satu hal dalam waktu bersamaan. Seorang public speaker sering mengalami kesulitan karena mengira ada di dalam situasi yang intens.
Kedua, selain melihat orang lain, kanal video call biasanya membuat kita juga melihat wajah kita sendiri terus menerus di layar.
Hal ini cukup melelahkan karena studi membuktikan kita cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri ketika melihat refleksi diri.
Kemudian, muncul beragam pertanyaan, seperti “Apakah rambut saya sudah rapi?”.
Ketiga, kurangnya mobilitas. Berbeda dengan situasi tatap muka langsung ketika kita mungkin bisa bergerak ataupun berjalan, dalam video call, kita hanya terpaku di tempat yang sama.
Keempat, beban kognitif yang lebih berat. Komunikasi secara langsung saja tidak mudah, apalagi dengan mediasi video yang membuat kita harus bekerja lebih keras dalam mengirim dan menerima sinyal komunikasi.