Misalnya, kita harus mendengarkan rapat sambil memastikan apakah posisi video kita sudah pas.
Selain itu, saat ingin memberikan respons kepada orang lain, kita harus mengangguk dengan sedikit berlebihan agar terlihat.
Untungnya, Bailenson juga memberikan sejumlah tips untuk meminimalisasinya.
Pertama, usahakan tidak menggunakan layar secara penuh. Jika memungkinkan, gunakanlah keyboard eksternal. Kombinasi ini bisa meningkatkan personal space antara kita dan peserta rapat lainnya.
Lalu, gunakan fitur hide self-view agar kita tidak perlu melihat diri sendiri secara terus-menerus.
Matikanlah kamera video kita sesekali sehingga ada sedikit jeda rehat. Lebih baik lagi, hal-hal ini bisa disepakati bersama sebelum rapat.
Terakhir, jangan sungkan untuk melakukan audio only break, yaitu kita mematikan video dan mengistirahatkan diri dari pesan nonverbal. Dan, gunakanlah kesempatan ini untuk melakukan peregangan badan singkat.
Selain tips-tips komunikasi yang bisa dilakukan oleh diri sendiri, penting juga menyadari peran dari pemimpin perusahaan ataupun organisasi dalam menjaga kesehatan para bawahannya.
Buatlah aturan-aturan yang membantu pekerja agar bisa lebih maksimal.
Inisiatif Amit Agarwal di 2018, yang kala itu menjabat sebagai Country Manager Amazon India, bisa jadi contoh.
Dari jauh hari, Amit memerintahkan anak buahnya agar berhenti membalas pesan ataupun melakukan rapat di luar jam kerja.
Protokol komunikasi yang baik seperti ini menjadi semakin relevan. Rapat virtual dan berbagai wujud komunikasi virtual lainnya, seperti surel, aplikasi rapat, hingga aplikasi pesan singkat, berpotensi menimbulkan fatigue-fatigue lainnya.
Sebelum Metaverse dan berbagai turunan komunikasi virtualnya menjadi semakin pervasif dalam dunia kerja, alangkah eloknya jika kita pelan-pelan membereskan proses komunikasi dasar satu per satu.
Tentunya, hal ini bisa dimulai dari diri kita sendiri.
Dengarkan perbincangan selengkapnya bersama Harry Febrian, seorang Pemerhati Komunikasi Digital dan Kandidat Doktor di RMIT University, Australia, melalui siniar Obsesif musim keempat bertajuk “Komunikasi, Teknologi, dan Medsos dalam Keterbatasan Koneksi Nyata”.
Akses sekarang juga melalui tautan berikut https://dik.si/obsesifharryf.
*Harry Febrian
Pemerhati Komunikasi Digital, Kandidat Doktor di RMIT University, Australia.