KOMPAS.com - Kopi yang banyak tumbuh di tanah Indonesia terdiri dari empat jenis biji, yaitu robusta, arabika, ekselsa dan liberika.
Masing-masing biji kopi memiliki karakteristik rasa sendiri-sendiri. Biji kopi ini baru bisa dikonsumsi setelah melalui proses cuci, pengeringan, pemanggangan dan penggilingan.
Jenis biji kopi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia adalah robusta dan arabika. Kedua biji kopi ini menguasai hampir 90 persen pasar konsumsi dunia.
Meski sebenarnya, ekselsa dan liberica pun sama-sama memiliki keistimewaan rasa yang khas. Hanya saja, kedua jenis biji kopi ini kalah tenar dengan arabika dan robusta.
Lantas apa perbedaan dari keempat jenis biji kopi yang ada? Apa saja keistimewaan masing-masing biji kopi?
Baca juga: Jangan Dikonsumsi Bersamaan, Makanan Ini Kontra dengan Kopi dan Teh
Dilansir dari Homegrounds, arabika menguasasi hampir 60 persen pasar kopi dunia.
Arabika memiliki rasa lebih ramah di mulut ketimbang robusta. Memiliki citarasa manis dan asam, dan memiliki lapisan rasa lebih kompleks dibanding robusta.
Arabika lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan sedang dan paparan sinar matahari alami yang cukup.
Dari keempat jenis biji kopi, arabika adalah jenis kopi paling rewel. Arabika tak mau tumbuh subur jika lingkungan tumbuhnya tak sesuai.
Kopi arabika juga gampang terkena hama. Itulah sebabnya, jenis kopi ini sebaiknya ditanam secara homogen. Ketika ditanamn secara heterogen dan hama merebak, hama yang ada bisa dalam sekejap merusak budidaya tanaman yang lain.
Baca juga: Perbedaan Kopi Arabika dengan Robusta
Nama robusta diambil dari sifat kopi ini yang lebih "robust" atau kokoh, bisa hidup di lingkungan lebih fleksibel dibanding arabika.
Meski lebih mudah ditanam atau dibudidayakan dan lebih kuat terhadap hama, namun kepopuleran robusta ada di bawah arabika karena robusta tak memiliki variasi rasa dan aroma layaknya arabika.
Kopi robusta lebih hitam, lebih banyak mengandung kafein, dan citarasanya lebih berkutat pada earthy flavor, yaitu beraroma layaknya tanah sehabis hujan, alias tidak beraroma buah-buahan layaknya arabika.