Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tanda Toxic Relationship, Apakah Anda Memilikinya?

Kompas.com - 06/02/2022, 14:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Toxic relationship sering menyelinap ke dalam berbagai hubungan personal masyarakat, baik hubungan asmara, pertemanan atau relasi kerja. 

Hubungan tak sehat yang bersifat racun ini seringnya menghinggapi hubungan asmara dari sepasang kekasih.

Menjalani hubungan dengan pasangan idealnya akan menjadi hal yang menyenangkan, pasalnya kita akan memiliki teman dalam menjalani berbagai suka maupun duka.

Namun sayangnya tak semua hubungan berjalan sehat. Beberapa hubungan dipenuhi pertengkaran, tidak dinaungi kebahagiaan dan ketenangan.

Hubungan semacam itu kerap disebut dengan istilah toxic relationship atau hubungan yang penuh racun.

Para "korban" dalam toxic relationship ini seringnya tak menyadari bahwa dirinya berada dalam hubungan yang tak sehat. Padahal, ada beberapa tanda cukup jelas untuk mencermati bentuk sebuah toxic relationship.   

Berikut ini 10 ciri-ciri toxic relationship, dilansir dari Healthline:

Baca juga: Cara Memutuskan Hubungan Secara Baik dan Damai..

1. Tidak ada dukungan

Dalam toxic relationship, kesuksesan pasangan adalah ancaman bagi pihak lain. Shutterstock Dalam toxic relationship, kesuksesan pasangan adalah ancaman bagi pihak lain.
Dalam sebuah hubungan yang sehat, ada keinginan dua belah pihak atau keinginan bersama untuk melihat pasangannya sukses dalam segala bidang kehidupan.

Jika yang terjadi sebaliknya, maka setiap pencapaian pasangan justru dianggap sebagai ancaman yang harus disaingi.

Hubungan yang seperti ini akan dipenuhi dengan aura negatif, tidak ada dukungan yang diberikan satu sama lain.

2. Komunikasi tidak sehat

Komunikasi sehat berisi kalimat-kalimat dukungan, kerja sama, perhatian, dan sebagainya.

Dan komunikasi yang tak sehat berisi sarkasme, kritik, cekcok, pertengkaran hingga mengarah kepada perpisahan.

3. Cemburu berlebih

Cemburu memang bumbu asmara. Tapi dalam toxic relationship, cemburu yang ada porsinya sangat berlebihan dan bertendensi mengekang ruang gerak pasangan.

Isu ketidakpercayaan antar pasangan sangat bisa melahirkan ketidaknyamanan.

Baca juga: Jangan Putus Asa Dahulu, Ini 5 Dampak Positif dari Patah Hati

4. Perilaku mengatur

Hubungan yang tidak sehat juga diisi pihak-pihak yang suka mengontrol atau mengatur segala tindak-tanduk pasangannya.

Perilaku mengatur ini sering salah diterjemahkan sebagai bentuk perhatian, padahal bukan. Perilaku mengatur lebih bertendensi pada sifat ingin menguasai.  

Perilaku mengatur ini bisa berupa selalu memaksa ingin tahu segala hal yang dilakukan pasangannya dari waktu ke waktu.

5. Tidak memiliki rasa percaya

Pasangan yang hubungannya memburuk dan tak lagi harmonis bisa ditandai dengan berbagai hal, termasuk enggan terbuka. Pexels/ Rodnae Pasangan yang hubungannya memburuk dan tak lagi harmonis bisa ditandai dengan berbagai hal, termasuk enggan terbuka.
Ketika Anda merasa khawatir, ragu, atau tidak aman ketika akan menceritakan masalah yang tengah dihadapi kepada pasangan, bisa jadi Anda juga sedang berada dalam toxic relationship.

Baca juga: Hati-hati, Silent Treatment Justru Bisa Merusak Hubungan

6. Tidak jujur

Jika hubungan sudah semakin tidak nyaman, tidak ada kepercayaan dan dukungan, maka ketidakjujuran akan muncul mengiringi.

Tidak jujur di sini bukan bermaksud ingin berbohong atau menyembunyikan kesalahan, namun lebih ke melindungi diri sendiri karena ada rasa khawatir atas respons pasangan jika sesuatu diceritakan secara apa adanya.

7. Tidak mengingat momen penting

Terlalu sering melupakan momen-momen penting seperti hari jadi pernikahan, waktu yang telah disepakati bersama untuk melakukan liburan dan sebagainya, merupakan bentuk tidak menghargai pasangan.

Melupakan momen penting karena kesibukan adalah hal yang bisa dimaklumi. Namun jika tetap melupakan mesti sudah sering diingatkan, bisa jadi memang seseorang kurang menghargai keberadaan pasangannya.

Baca juga: Hari Valentine dan Manfaat Ungkapan Kasih Sayang

8. Kebiasaan finansial yang buruk

Sering menggunakan tabungan berdua untuk kepentingan pribadi seperti berbelanja online, adalah tanda hubungan tak sehat.Unsplash/Pickawood Sering menggunakan tabungan berdua untuk kepentingan pribadi seperti berbelanja online, adalah tanda hubungan tak sehat.
Jika dalam sebuah hubungan sudah terdapat kesepakatan bagaimana dan ke mana saja uang akan dialokasikan, namun pasangan melakukan hal di luar kesepakatan itu, maka itu bisa disebut sebagai kondisi yang tidak baik bagi hubungan.

Apalagi jika alokasi itu dalam jumlah besar, tidak memiliki urgensi, dan tidak disetujui oleh pasangan.

9. Selalu mengalah

Mengalah tentu bukan masalah jika hanya dilakukan sesekali atau bergantian.

Namun, jika mengalah selalu dilakukan oleh satu pihak demi membuat pihak lainnya senang, maka ini ciri hubungan kurang sehat.

10. Berharap ada perubahan

Dalam kondisi hubungan yang tidak sehat, seseorang mungkin akan mencoba berubah, memperbaiki diri, dan berharap semuanya itu akan membuat pasangannya berubah menjadi lebih baik.

Jika perubahan sudah dilakukan namun pasangan tak juga membaik, bisa jadi Anda memang tengah berada dalam toxic relationship.

Jika Anda mengalami satu atau beberapa tanda di atas, maka mulailah berpikir ulang, jangan-jangan hubungan yang terentang adalah toxic relationship yang harus segera dibenahi atau justru diakhiri.

Baca juga: Kenali Si Toxic People dan Cara Menghapus Mereka dari Hidup Kita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com