Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Tombol "Upvote" dan "Downvote" di Twitter, Ini Cara Pakainya

Kompas.com - 05/02/2022, 14:45 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Alasan setuju Downvote

Twitter Safety mengatakan bahwa "mayoritas" pengguna mengatakan alasan mereka menolak replies spesifik karena balasan itu dianggap menyinggung, tidak relevan dengan topik yang ada, atau keduanya.

Twitter mengungkapakan bahwa downvote dalam percobaannya sering digunakan pengguna untuk menandai konten yang tidak ingin mereka lihat.

Selain itu, sekelompok orang yang menjadi penguji tampak setuju bahwa downvote meningkatkan kualitas percakapan di twitter, itulah sebabnya pihak Twitter melanjutkan uji coba secara global.

Downvotes dapat membantu menenggelamkan replies yang tidak membantu atau menyinggung, tetapi tanpa pembacaan publik mengetahui.

Namun untuk saat ini, pengguna mesti bersabar untuk merasakan implementasi tombol downvote di seluruh platform Twitter, baik itu di web, iOS, maupun Android.

Baca juga: Ramai soal Twitter yang Sering Tiba-tiba Kembali ke Postingan Awal, Apa Penyebabnya?

Kritik soal downvote

Melansir usatoday.com, tidak semua orang meyakini fitur ini akan digunakan sebagaimana mestinya.

Beberapa pengguna mengungkapkan bahwa memungkinkan untuk downvote masal, hal ini berpotensi untuk membungkam kelompok-kelompok yang terpinggirkan seperti orang transgender.

Sebagian pihak memberikan respons sarkastik pada langkah terbaru yang diambil Twitter untuk memerangi ujaran kebencian di platformnya, yang selama ini telah berulangkali menuai kritik

Fitur Twitter lainnya

Downvote bukan satu-satunya peluncuran Twitter minggu ini. Pada hari Rabu (2/2/2022), Twitter mengumumkan semua pengguna web dan Android secara global akan dapat menambahkan peringatan satu kali ke foto dan video, bersama dengan beberapa pengguna iOS.

Beberapa pengguna iOS sekarang akan melihat ikon DM di tweet, hal ini untuk membantu mereka membalas langsung ke penulis.

Dan di Brasil, Twitter memperkenalkan fitur eksperimental yang mendorong pengguna untuk mempertimbangkan kembali balasan menggunakan bahasa berbahaya.

Perusahaan mengklaim bahwa pengguna mengubah atau menghapus replies hampir tiga kali setiap waktu.

Baca juga: Waspada, Sindikat Lowongan Kerja Palsu Catut Dinas Pendidikan Malang, Bandung hingga Batam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com