KOMPAS.com - Topik seputar Non-Fungible Token (NFT) dan OpenSea saat ini tengah ramai diperbincangkan masyarakat.
Topik ini menjamur di Indonesia, terlebih saat viralnya foto selfie Ghozali pada Kamis (13/1/2022). Ghozali merupakan salah satu pemilik akun NFT yang menjual foto selfie yang dikumpulkannya selama 5 tahun.
Hingga Sabtu (15/1/2022), Ghozali berhasil meraup keuntungan sampai miliaran rupiah berkat penjualan ratusan foto selfie-nya di OpenSea.
Baca juga: Mengenal Apa Itu NFT yang Baru-baru Ini Ramai Dibicarakan Publik
Dilansir dari Forbes, (23/11/2021), OpenSea adalah marketplace atau pasar online yang memungkinkan perdagangan NFT.
NFT sendiri adalah potongan kode digital unik yang dapat dikaitkan dengan aset digital seperti karya seni digital.
OpenSea pertama kali didirikan pada Maret 2020 oleh Devin Finzer (31) dan Alex Atallah (29).
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui dari E-KTP Digital, Tujuan hingga Cara Aktivasi
Mereka membangun pasar untuk menciptakan dan memperdagangkan segala macam NFT, baik seni, musik, atau game yang dikenal sebagai blockchain.
Saat itu, mereka hanya memiliki 4.000 pengguna aktif yang melakukan transaksi 1,1 juta dollar AS per bulan. Artinya, penyokong OpenSea hanya mendapatkan komisi penjualan 2,5 persen atau sekitar 28.000 dollar AS atau sekitar Rp 400.807.400.
Attalah mengatakan, pasar NFT mungkin tidak akan bertahan, apalagi saat itu angka kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Ia pun berupaya bekerja dan mempertahankan NFT di ruang bawah tanah rumah orangtuanya di Colorado, AS.
Baca juga: 10 Mata Uang Kripto Paling Bernilai di Dunia
Nasib baik, pesaingnya yakni Rare Bits mengumumkan bahwa nilai NFT sedang mengganda atau berlipat-lipat.
Dengan modal nekat, "lakukan atau mati", Attalah dan Finzer menggandakan bisnis dan memuncak pada September 2020.
Pada Februari 2021, pasar NFT bangkit dan menggilai dunia blockchain.
OpenSea memproses 350 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,01 triliun dalam perdagangan NFT pada Juli 2021.
Pada bulan yang sama, dalam putaran yang dipimpin oleh Andreessen Horowitz, ia mengumpulkan 100 juta dollar AS sebagai modal ventura dengan penilaian 1,5 miliar dollar AS.