Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Perbedaan Tahi Lalat Normal dan Tahi Lalat Gejala Melanoma

Kompas.com - 04/01/2022, 14:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Melanoma adalah tipe kanker kulit yang paling tinggi derajat bahayanya dan biasanya bisa menyebabkan kematian.

Kanker melanoma berkembang di sel-sel tubuh yang memproduksi melanin, yaitu pigmen yang memberi warna pada kulit.

Selain terjadi pada kulit, melanoma yang tergolong jarang juga bisa terjadi pada mata, hidung dan tenggorokan.

Melansir dari Mayo Clinic penyebab melanoma tak pernah bisa disimpulkan dengan jelas. Namun paparan sinar ultraviolet dari matahari dan dari lampu tanning dikatakan bisa meningkatkan risiko terjadinya melanoma.

Risiko melanoma bisa bertambah banyak di usia di bawah 40 tahun. Mengingat usia ini adalah usia produktif yang sering beraktivitas di luar ruangan.

Baca juga: Benarkah Kebiasaan Menyesap Teh Terlalu Panas Bisa Memicu Kanker?

Upaya pencegahan

Karena penyebab tak jelas, maka kita hanya bisa meminimalkan risiko dengan sebisa mungkin melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet.

Mengenakan kemeja lengan panjang atau membalurkan sunscreen adalah upaya yang sebaiknya dilakukan hari demi hari.  

Kemudian, kenali gejala dari melanoma sedari dini agar kanker bisa ditangani dengan cepat dan tepat.

Salah satu tanda atau gejala dari melanoma adalah bercak yang terdapat pada kulit, yang seringnya kita kenali dan kita anggap sebagai tahi lalat.

Tahi lalat atau bercak melanoma ini bisa terdapat di area kulit manapun. Namun seringnya, tahi lalat gejala dari melanoma ini terdapat di area kulit yang sering terpapar sinar matahari. Seperti kaki, lengan, leher, juga wajah.

Melanoma juga bisa muncul di area yang jarang terpapar matahari seperti di telapak kaki. Melanoma seperti ini biasanya terjadi pada mereka yang memiliki kulit cukup gelap.

Baca juga: [HOAKS] Sayur Pakis Bisa Menyebabkan Kanker Lambung

Tahi lalat yang menjadi tanda kanker melanoma

Tentu saja tak semua tahi lalat yang ada di tubuh kita adalah gejala atau tanda dari kanker melanoma.

Tahi lalat normal biasanya tak mengalami perubahan warna dan ukuran.Unsplash/Angelica Echevery Tahi lalat normal biasanya tak mengalami perubahan warna dan ukuran.
Tahi lalat yang normal biasanya memiliki warna yang seragam, dari cokelat gelap hingga cokelat kehitaman.

Tahi lalat normal juga biasanya berbentuk bulat atau oval dengan ukuran kurang dari 6 milimeter. 

Beberapa tahi lalat normal tumbuh sedari bayi atau sejak lahir. Sedangkan tahi lalat baru biasanya tumbuh hingga menjelang usia 40 tahun.

Kebanyakan orang memiliki tahi lalat normal sebanyak 10 hingga 40 buah. Sebagian bertahan hingga tua, sebagian lagi bisa menghilang dengan sendirinya.

Lantas bagaimana ciri tahi lalat melanoma? Berikut ini adalah beberapa ciri tahi lalat yang menjadi gejala melanoma:

1. Asimetris

Tahi lalat yang ada tak berbentuk bulat atau oval, melainkan asimetris. Jadi sangat berbeda dengan tahi lalat normal.

2. Memiliki garis tepi

Tahi lalat melanoma biasanya memiliki garis tepi yang terlihat jelas, yang memisahkan area tahi lalat dengan area kulit yang normal.

3. Mengalami perubahan warna dan bentuk

Tahi lalat melanoma dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan warna dan bentuk. Biasanya melebar dengan warna yang berubah lebih terang atu lebih gelap. 

Diameter tahi lalat biasanya akan melebar melebihi ukuran 6 milimeter.

4. Menimbulkan gatal

Tahi lalat tanda melanoma juga biasanya menimbulkan gatal dan kadang menjadi berkerut dan mengeluarkan darah.

Jika Anda menemukan tahi lalat yang masuk kategori ciri melanoma di atas, segeralah buat janji konsultasi dengan dokter ahli terkait.

Baca juga: Gejala Kanker Prostat seperti yang Diidap SBY, Sebab dan Pengobatannya 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com