Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kecelakaan Nagreg yang Tewaskan Sejoli, Pelaku 3 Prajurit TNI

Kompas.com - 25/12/2021, 13:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelaku kasus tabrakan di Nagreg yang menewaskan sejoli Handi Harisaputra (17) dan Salsabila (14) akhirnya terungkap. 

Pelaku yang diduga menabrak lalu membuang korban ada tiga orang dan berasal dari TNI. Salah satu pelaku bahkan berpangkat kolonel. 

Selain itu, dari hasil otopsi diketahui bahwa korban Handi diduga masih hidup saat dibuang ke Sungai Serayu, Jawa Tengah.

Baca juga: 3 Prajurit TNI AD di Balik Tewasnya Handi-Salsa di Nagreg, Salah Satunya Seorang Kolonel

1. Pelaku anggota TNI

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/12/2021) Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Prantara Santosa mengatakan, tiga prajurit TNI Angkatan Darat diduga terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan sejoli tersebut.

Prantara menyebutkan, ketiga anggota TNI AD yang diduga menjadi pelaku yakni Kolonel Infanteri P, Kopral Dua DA, dan Kopral Dua Ahmad.

Ia mengatakan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah memerintahkan jajarannya untuk memproses hukum ketiga prajurit tersebut.

"Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah memerintahkan penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk lakukan proses hukum," ujar Prantara.

Berikut fakta yang berhasil dihimpun terkait kasus tabrakan Nagreg.

2. Kronologi kejadian kecelakaan: korban dibawa kabur

Paman Salsabila, Deden Sutisna (41), menceritakan, kecelakaan tersebut terjadi pada 8 Desember 2021 sekitar pukul 15.49 WIB.

Kecelakaan itu terjadi di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tak jauh dari rumah korban.

"Awalnya Salsabila sedang tidur di rumah, lalu dijemput oleh teman laki-lakinya. Selang beberapa menit, ada warga yang memberitahu, mereka kecelakaan," kata Deden.

Mendengar kabar itu, Deden berlari ke jalan raya. Turut bersamanya sejumlah tetangganya.

Setiba di lokasi, Deden diberitahu bahwa korban dibawa oleh mobil yang menabrak keponakannya. Ia diberitahu bahwa korban akan dibawa ke rumah sakit.

"Maka saya langsung balik lagi ke rumah, membawa sepeda motor," tuturnya.

Deden kemudian menuju Puskesmas yang terdekat dari lokasi kejadian.

"Pikiran saya langsung ke Puskesmas, pas dicari korban tak ada, mungkin di RS lain yang dekat, langsung ke sana ternyata tak ada juga," ungkap Deden.

Ia kembali ke tempat kejadian untuk mencari informasi mengenai keponakannya.

"Tapi setelah beberapa rumah sakit didatangi, masih juga korban tak ditemukan," ujar dia.

Baca juga: Mayat Tanpa Identitas di Sungai Serayu Jateng Itu Ternyata Handi dan Salsabila, Sejoli yang Hilang Misterius Usai Kecelakaan di Nagreg

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com