Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: WHO Sebut 57 Negara Laporkan Kasus Varian Omicron

Kompas.com - 10/12/2021, 17:35 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Saat ini kami hanya memiliki satu orang di ICU. Tetapi ada kecenderungan yang kami perhatikan adalah mereka yang sakit parah dan belum divaksinasi," ujar Menteri Kesehatan Botswana, Edwin Dikoloti.

Sementara, regulator kesehatan Afrika Selatan SAHPRA menyetujui suntikan ketiga vaksin Pfizer-BioNTech pada Rabu (8/12/2021).

Asia

Perdana Menteri Korea Selatan, Kim Boo-kyum, mengatakan, ada lebih dari 7.000 kasus Covid-19 tercatat setiap harinya pada Rabu (8/12/2021).

Angka ini menjadi lonjakan kasus yang pertama kali terjadi sejak pandemi dimulai.

Diketahui, kasus-kasus telah meroket di Korea Selatan setelah negara itu mencabut sebagian besar pembatasan dan menerapkan strategi "hidup dengan Covid-19" pada awal November 2021.

Sementara, Filipina melarang masuknya turis dari Perancis sejak Rabu (8/12/2021).

Larangan itu berlaku hingga 15 Desember 2021.

Eropa

Pemerintah Norwegia mengumumkan aturan yang lebih ketat untuk mencegah penularan virus corona di negaranya akibat lonjakan kasus varian Omicron.

Aturan yang ketat ini termasuk membatasi kapasitas jumlah orang di rumah, wajib memakai masker, menjaga jarak satu sama lain, dan pembatasan layanan meja pada bar.

Aturan ini mulai berlaku pada Selasa (7/12/2021), dan diperkirakan akan berlangsung selama musim liburan.

Laporan menyebutkan bahwa Norwegia telah mendeteksi 29 kasus varian Omicron sejauh ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com