Studi tersebut kemudian mengidentifikasi 35.670 orang yang dianggap mengalami infeksi ulang.
“Temuan ini menunjukkan bahwa keunggulan varian Omicron setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuannya dalam menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi,” kata salah satu peneliti Julliet RC Pulliam dalam keterangannya di Twitter.
Meski demikian Julliet mengaku belum mengetahui apakah Omicron juga bisa menghindari kekebalan dari vaksin.
“Kami tidak memiliki informasi tentang status vaksinasi individu dalam kumpulan data kami. Karenanya kami tidak dapat membuat penilaian apakah Omicron menghindari kekebalan yang diturunkan vaksin,” ujarnya.
Baca juga: 6 Langkah Indonesia Mencegah Masuknya Varian Corona Omicron
Sementara itu, studi baru ini juga menunjukkan penyebaran varian Beta dan Delta lebih dikarenakan peningkatan penularan dibandingkan karena kemampuan virus menghindari kekebalan.
“Kami menemukan bukti peningkatan substansial dan berkelanjutan dalam risiko infeksi ulang yang secara temporal konsisten dengan waktu munculnya varian Omicron di Afrika Selatan,” ujar penulis
Sehingga ini menunjukkan adanya keunggulan seleksi setidaknya dikarenakan peningkatan kemampuan untuk menginfeksi individu yang sebelumnya pernah terinfeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.