Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Ingatkan Bahaya Berada di Jalur Aliran Awan Panas

Kompas.com - 06/12/2021, 13:33 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramai di media sosial, video yang menampilkan warga merekam erupsi gunung Semeru di pinggir sungai di jalur aliran awan panas, Sabtu (4/12/2021).

Dalam video tersebut, terlihat sejumlah laki-laki berdiri di tepian sungai yang akan dilalui oleh awan panas yang sudah berada dalam jarak yang cukup dekat.

Salah satu yang mengunggah video ini adalah akun Instagram ini, Sabtu (4/12/2021).

Padahal tindakan tersebut dinilai sangat berbahaya.

Berikut tanggapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG):

Baca juga: Update Semeru: Korban Jiwa 14 Orang, Terjadi 3 Guguran Saat Erupsi

Sangat berbahaya

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Kristianto mengatakan, hal tersebut sangat berbahaya.

Meskipun material vulkanik tersebut, pada prinsipnya akan mengalir melalui sungai-sungai yang menjadi jalur alaminya.

"Jalur lahar mengalir (memang) melalui alur sungai- sungai, (dengan catatan) sepanjang sungai tersebut masih dapat menampung alirannya," ujar Kristianto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/12/2021).

Artinya, jika sungai tidak lagi mampu menampung volume muntahan material vulkanik yang mengalir, maka aliran material itu akan melebar melalui area di sekitarnya.

Kris menyebut, pihaknya senantiasa menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat terkait potensi bahaya dari gunung berapi yang memasuki status Waspada.

Salah satunya memperingatkan adanya potensi lahar dan awan panas yang akan mengalir ke sungai-sungai di area yang dilalui.

"Dalam kondisi waspada Semeru selalu diberikan peringatan dini tetang potensi lahar dan awan panas guguran, terutama yang mengarah ke aliran sungai Besuk Kobokan," sebut Kris.

Pemberitahuan dini itu ditujukan agar masyarakat mawas diri dan menjauhi wilayah bahaya yang disebutkan, bukan justru mendekatinya.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Guguran Awan Panas Muncul Senin Pagi, Ini Fakta Lengkapnya

Awan panas adalah bahaya primer

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laman resminya, mengkategorikan awan panas sebagai salah satu bahaya primer atau bahaya langsung dari fenomena gunung meletus.

Disebutkan, bahaya primer tidak hanya merusak lanskap wilayah lereng yang dilaluinya tetapi juga bisa menelan korban jiwa.

Sementara itu, melansir Kompas.com(29/4/2020), awan panas bisa memiliki suhu setinggi 600 derajat Celcius atau lebih.

Jika manusia bernapas dan di sekitar awan panas tersebut, makan dapat mengalami kerusakan sistem pernapasan dan paru-paru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik Peredarannya di Seluruh Dunia

Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik Peredarannya di Seluruh Dunia

Tren
Jalan Kaki 45 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 45 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
Jam Buka dan Harga Tiket Animalium BRIN Cibinong 2024

Jam Buka dan Harga Tiket Animalium BRIN Cibinong 2024

Tren
Diduga Cemburu, Suami di Minsel Bacok Istri hingga Tewas

Diduga Cemburu, Suami di Minsel Bacok Istri hingga Tewas

Tren
Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com